"Gerakan ini akan terus berlanjut. Burung Kakatua harus tetap dijaga populasinya," ujar Ketua Posko Save Jambul Kuning, drh Indra Exploitasia di Bumi Perkemahan Cendrawasih, Papua, Rabu (25/11/2015).
Saat ini, sebanyak 21 ekor Kakatua telah dikembalikan ke habitat asalnya di pegunungan Cyclops, Jayapura, Papua. 19 Di antaranya merupakan Kakatua Jambul Kuning sementara 2 lainnya adalah Kakatua Raja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab burung pintar itu sudah menjadi jinak selama dirawat oleh warga. Oleh karena itu, binatang yang asalnya bersifat liar ini harus 'ditempa' kembali sifat bawaannya agar tetap dapat bertahan hidup di alam liar.
![]() |
Kemenhut juga mengimbau kepada seluruh warga yang masih memelihara burung dilindungi ini untuk diserahkan ke negara. Burung Kakatua harus dikembalikan ke alamnya agar tetap lestari.
"Lebih baik tidak memelihara burung di rumah, tapi di alam. Karena burung-burung ini lebih bahagia di alam," ujarnya.
Gerakan #SaveSiJambulKuning ini muncul setelah terbongkarnya kasus penyelundupan dan penjualan ilegal burung Kakatua Jambul Kuning di Jawa Timur. Burung-burung cantik berbulu putih ini dimasukkan ke dalam botol hingga banyak yang mati.
Kemenhut LH menanggapi serius kasus tersebut dan mendorong agar warga mengembalikan burung Kakatua Jambul Kuning kepada negara untuk dikembalikan ke habitatnya. Selama sebulan membuka posko Save Si Jambul Kuning, Kemenhut telah menerima 164 ekor burung dari para warga.
![]() |
(kff/mok)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini