Warga setempat menyebut nama bunga tersebut dengan nama Brambang Procot. Bunga ini telah dipatenkan pemerintah setempat dengan nama Pospat (Puspa Patuk) atau bunga dari kecamatan Patuk Gunungkidul).
Pemilik kebun bunga, Sukadi (43) tidak menyangka kebun bunga yang ia budidayakan bisa menjadi fenomenal. Bunga-bunga ini tumbuh mengelilingi rumahnya di lahan seluas sekitar 2.300-an meter persegi. Meski sedih karena rusak, ia bangga karena bunga yang ia suka ternyata juga banyak disukai orang lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Niat saya bisa melestarikan bunga ini. Saya tidak menduga bisa seperti ini, tetapi senang juga, ternyata banyak yang suka. Jadi lebih semangat untuk mengembangkannya," kata Sukadi ditemui di rumahnya di kecamatan Patuk, Gunungkidul, DIY, Sabtu (28/11/2015).
Menurutnya, dulunya bunga Amaryllis atau Pospat ini dianggap petani sebagai gulma atau hama. Sehingga warga membuangnya dan memusnahkan dengan dibakar atau dikasih minyak agar mati. Sukadi kemudian punya gagasan untuk mengembangkannya. Lahan yang berada di sekeliling rumahnya di dusunΒ Ngasemayu RT 13 RW 04, Salam, Patuk, Gunungkidul ini ternyata cocok untuk tanaman bunga tersebut. Setiap tahun pada bulan November atau Desember bunga ini mekar dengan indahnya. Bunga ini mekar dan bertahan hanya sekitar 3 minggu setelah itu layu.
Sukadi merintis mengelola tanaman bunga ini sejak tahun 2000-an secara kecil-kecilan. Ia mencoba menjual bunga ini di pinggir jalan. Kini hasil perjuangan tersebut sudah mulai dirasakan. Warga yang berkunjung banyak membeli bibit bunga miliknya yang dijual Rp 7.000 per bibit. Selain itu, warga yang berkunjung juga secara suka rela menyisihkan sebagian uangnya. Uang yang terkumpul digunakan untuk pemeliharaan dan pengembangan taman ke depan.
"Tahun depan akan saya tata biar pengunjung lebih nyaman dan tanaman tidak terganggu. Ada tempat buat foto-foto, ada tempat santai mungkin juga untuk kulinernya," katanya.
Meski sekarang sudah rusak karena banyaknya pengunjung, Sukadi justru malah bangga karena bunganya banyak disukai orang. Tetapi sebagai pecinta bunga tentu ia sedih karena bunga jadi rusak. Ia juga sedih belum bisa memuaskan pengunjung.
"Rusak karena terinjak karena lahannya sempit. Siapa yang disalahkan, tidak ada. Maka ke depan saya akan tata," katanya. (try/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini