Pengahargaan itu diberikan PT RAPP ke lima desa binaan di Kecamatan Teluk Meranti, Kab Pelalawan, Riau di Hotel Aryaduta, Pekanbaru, Rabu (18/11/2015). Hadir dalam acara penyerahan penghargaan ini Plt Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman.
Menurut Dirut PT RAPP Tony Wenas, pelaksaan desa tanpa membakar lahan untuk pembukaan lahan ini di mulai pada 25 Juli hingga 25 Oktober 2015. Ada 9 desa binaan yang ikut dalam program desa tanpa api.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendampingan yang dilakukan perusahaan, lanjut Tony, juga mengakomodir warga dalam membuka lahan. Sehingga pihak perusahaan memberikan bantuan alat berat dalam membuka lahan.
"Dengan dukungan peralatan yang kita sediakan, masyarakat membuka lahan tidak lagi membakar lahan. Artinya keinginan warga membuka lahan kita akomodir dengan menyedikan alat berat untuk membantu membuka lahan," kata Tony.
Dari 9 desa tersebut, lanjut Tony, ada 5 desa yang dianggap berhasil dalam mencegah kebakaran lahan. Kelima desa tersebut adalah Desa Pelalawan luas kebakaran hanya 0,5Β hektare, penghargaan diberikan Rp 50 juta. Desa Koala Tolam luas kebakaran 0,15 hektare terima Rp 50 juta dan Desa Teluk Binjai luas kebakaran 0,7 hektare juga diberikan Rp 50 juta.
Sedangkan tiga desa tanpa api, yakni Segamai, Petodaan, Kuala Panduk menerima masing-masing Rp 100 juta. Sedangkan tiga desa lagi tidak menerima karena ada kebakaran lahan antara 11 sampai 20 hektare.
"Tahun sebelumnya, ada desa yang luas kebakarannya mencapai 500 hektare. Namun tahun ini tanpa kebakaran. Jadi kami menilai kerja sama dengan desa ini menurunkan jauh soal luas kebakaran lahan," kata Tony.
"Tahun depan kita akan membina sekitar 18 desa. Kita harapkan program ini bisa mencegah kebakaran lahan," kata Tony.
Secara terpisaha, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Riau, Farizal Labay mengatakan, sebaiknya program desa bebas api yang dibina perusahaan bisa menjadi acuan nasional.
"Penghargaan seperti ini sepatutnya menjadi acuan nasional. Kalau semua desa tanpa api berarti satu kabupaten tanpa kebakaran. Nah ini bisa menjadi acuan lainnya sehingga bisa Indonesia tanpa api lagi," kata Labay.
Menurutnya, program perusahaan merangkul desa sekitar konsesinya bukan tidak mungkin pemerintah melakukan hal yang sama.
"Kalau perusahaan saja bisa, mengapa pemerintah kita tidak bisa. Bukankah sekarang pemerintah memberikan anggaran buat desa. Pembinaan ini kiranya bisa menjadi contoh buat kita semua," tutup Labay yang hadir di acara tersebut. (cha/hri)