"Di Manggarai itu kita bisa tahu berapa kali dia (debit sungai) geser. Kita tahu tingginya berapa dan dikasih tahu (harus) buka pintu berapa. Kita bisa lihat posisi pintu (saat ini) akibat kiriman banjir banyak," ujar Ahok sambil menunjukkan pantauan CCTV secara real time melalui ponsel pintarnya kepada wartawan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (16/11/2015).
Ahok menyebut sementara ini baru dirinya, Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dan Dinas Tata Air DKI yang bisa melihat langsung pantauan kamera dari ponsel pribadi. Ahok berencana ingin menayangkan kondisi CCTV dalam aplikasi Smart City, namun bandwidth (lebar pita dalam teknologi komunikasi) belum memadai untuk menampilkan keadaan di semua titik secara langsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain untuk memantau ketinggian air, Ahok juga menyebar sejumlah CCTV untuk memantau kondisi jalan. Namun ada yang membedakan, di mana ketajaman gambar untuk CCTV jalan diharuskan lebih daripada yang dipasang di pintu air.
"CCTV kalau untuk kejahatan harus tajam (gambarnya). Ini kita pasang 7.000 unit tapi sekarang belum terkoneksi sama pak polisi karena bandwidth kita belum cukup. Kita ingin nanti semua warga bisa lihat ke Smart City juga," urai Ahok.
"Sekarang saya minta CCTV lihat di pelat nomor berapa dan jenis mobilnya apa.
Kita akan kerjasama dengan polisi mana yang boleh dilihat masyarakat, mana yang enggak. (Saya lihat dari aplikasi) macam-macam ada Eagle Eye atau apa gitu yang gratisan, yang penting ada IP Address langsung jalan," pungkasnya.
(aws/dnu)