Membuntuti Iskandar, Petugas Dishub yang Rajin Punguti Ranjau Paku Jalanan

Membuntuti Iskandar, Petugas Dishub yang Rajin Punguti Ranjau Paku Jalanan

Elza Astari Retaduari - detikNews
Rabu, 11 Nov 2015 13:53 WIB
Foto: Elza Retaduari
Jakarta - Siang itu, seorang pria berseragam Dishub DKI mengendarai motornya pelan di sekitar Jl Medan Satria, Bekasi Utara. Sesekali dia berhenti, sambil memunguti paku di jalanan. Penasaran dengan aksinya, detikcom kemudian membuntuti pria tersebut.

Sambil berpeluh keringat, pria berseragam tadi memelototi jalanan. Saat melihat paku, dia berhenti lalu memungutnya dan memasukkan ke dalam kantong. Kadang-kadang, dia nekat berjalan ke tengah jalan, untuk mengambil paku yang bertebaran di tengah. Kendaraan yang melintas tentu saja harus berhenti atau memelankan laju.

Risiko kecelakaan seperti tertabrak atau tersenggol kendaraan lain tentu saja mengancam. Namun sosok pria tersebut tetap saja melakukannya. Dia tak ragu untuk menyisir jalanan, walau bisa membahayakan keselamatannya.
Foto: Elza

Setibanya di Jalan KH Agus Salim, Bekasi Timur, tepatnya di depan SMA 1 Bekasi, pria tersebut sadar dibuntuti oleh detikcom. Dia lalu meminggirkan kendaraannya, lalu bertanya: "ada apa kok ngikutin?". Akhirnya setelah dijelaskan, dia bersedia diwawancarai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Petugas tersebut bernama Iskandar, usianya 53 tahun. Dia adalah petugas Suku Dinas Perhubungan dan Transportasi Jakarta Pusat yang berkantor di Senen. Sebelumnya, dia adalah anggota Satpol PP Jakpus, lalu pindah ke Dishub. Sempat bertugas di Pulogebang, pria yang sudah bercucu dua itu akhirnya berdinas di Senen.

"Oh ini bukan wilayah saya, kebetulan jalan arah pulang saja," ucapnya saat ditanya soal aksi memunguti paku, Minggu (8/11/2015).



"Sembari pulang dari kantor, saya lihat paku banyak. Kemanusiaan aja, jangan sampai paku kena yang lain. Jadi berhenti. Saya sisir dari arah kantor. Kalau dikumpulin ada kali sekilo. Begitu ada, saya buang," sambungnya.

Hari itu, Minggu (8/11) sebetulnya Iskandar sedang libur. Namun dia tetap berangkat ke kantor untuk mempersiapkan sebuah kegiatan untuk hari Senin (9/11). Aktivitas memunguti paku dilakukan saat pergi dan pulang kerja, dan bukan bagian dari tugas pokoknya sebagai anggota Dishub.

"Jadi ini bukan tugas wajib saya, keinginan aja. Jangan kena masyarakat atau teman-teman. Saya lihat kalau nuntun kasihan. Ada paku ternyata," terangnya.

Pria asal Desa Jejalen Jaya, Tambun Utara, itu tidak punya jabatan di Dishub. Sehari-hari dia mengaku floating, mengatur lalu lintas di jalanan. Lokasi pengambilan paku pun tak menentu. Yang pasti, bila ada ranjau dia akan berhenti dan memungutinya.

"Biasanya kalau di polisi tidur ada 1 sampe 3. Saya sisir dari Galur, Cakung, dari Kranji, tempat rawan paku. Kalau pulang sudah sore udah nggak kelihatan, sudah gelap soalnya," tegasnya.



Sore itu, pembicaraan tak berlangsung lama. Iskandar kemudian melanjutkan perjalanannya. detikcom masih penasaran dan kembali membuntutinya hingga Rawakalong. Di salah satu jembatan, Iskandar kembali memunguti paku dan menemukan banyak sekali ranjau. Walau jalanan sempat tersendat, namun para pengendara tak marah. Mereka malah memberikan apresiasi karena jembatan itu salah satu lokasi rawan ranjau.

"Bapak saya ulama. Selalu ngajarin, apapun yang kamu lakukan, lakukan untuk masyarakat. Kalau nggak bisa (kasih) uang, tenaga aja. Yang penting bisa berguna," ucapnya saat ditanya soal aksi tersebut. (ear/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads