Sambil berpeluh keringat, pria berseragam tadi memelototi jalanan. Saat melihat paku, dia berhenti lalu memungutnya dan memasukkan ke dalam kantong. Kadang-kadang, dia nekat berjalan ke tengah jalan, untuk mengambil paku yang bertebaran di tengah. Kendaraan yang melintas tentu saja harus berhenti atau memelankan laju.
Risiko kecelakaan seperti tertabrak atau tersenggol kendaraan lain tentu saja mengancam. Namun sosok pria tersebut tetap saja melakukannya. Dia tak ragu untuk menyisir jalanan, walau bisa membahayakan keselamatannya.
![]() |
Setibanya di Jalan KH Agus Salim, Bekasi Timur, tepatnya di depan SMA 1 Bekasi, pria tersebut sadar dibuntuti oleh detikcom. Dia lalu meminggirkan kendaraannya, lalu bertanya: "ada apa kok ngikutin?". Akhirnya setelah dijelaskan, dia bersedia diwawancarai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oh ini bukan wilayah saya, kebetulan jalan arah pulang saja," ucapnya saat ditanya soal aksi memunguti paku, Minggu (8/11/2015).
![]() |
"Sembari pulang dari kantor, saya lihat paku banyak. Kemanusiaan aja, jangan sampai paku kena yang lain. Jadi berhenti. Saya sisir dari arah kantor. Kalau dikumpulin ada kali sekilo. Begitu ada, saya buang," sambungnya.
Hari itu, Minggu (8/11) sebetulnya Iskandar sedang libur. Namun dia tetap berangkat ke kantor untuk mempersiapkan sebuah kegiatan untuk hari Senin (9/11). Aktivitas memunguti paku dilakukan saat pergi dan pulang kerja, dan bukan bagian dari tugas pokoknya sebagai anggota Dishub.
"Jadi ini bukan tugas wajib saya, keinginan aja. Jangan kena masyarakat atau teman-teman. Saya lihat kalau nuntun kasihan. Ada paku ternyata," terangnya.
![]() |
Pria asal Desa Jejalen Jaya, Tambun Utara, itu tidak punya jabatan di Dishub. Sehari-hari dia mengaku floating, mengatur lalu lintas di jalanan. Lokasi pengambilan paku pun tak menentu. Yang pasti, bila ada ranjau dia akan berhenti dan memungutinya.
"Biasanya kalau di polisi tidur ada 1 sampe 3. Saya sisir dari Galur, Cakung, dari Kranji, tempat rawan paku. Kalau pulang sudah sore udah nggak kelihatan, sudah gelap soalnya," tegasnya.
![]() |
Sore itu, pembicaraan tak berlangsung lama. Iskandar kemudian melanjutkan perjalanannya. detikcom masih penasaran dan kembali membuntutinya hingga Rawakalong. Di salah satu jembatan, Iskandar kembali memunguti paku dan menemukan banyak sekali ranjau. Walau jalanan sempat tersendat, namun para pengendara tak marah. Mereka malah memberikan apresiasi karena jembatan itu salah satu lokasi rawan ranjau.
"Bapak saya ulama. Selalu ngajarin, apapun yang kamu lakukan, lakukan untuk masyarakat. Kalau nggak bisa (kasih) uang, tenaga aja. Yang penting bisa berguna," ucapnya saat ditanya soal aksi tersebut. (ear/mad)