Begini Penampakan Murid di Riau yang Dipaksa Sekolah di Tengah Kepungan Asap

Begini Penampakan Murid di Riau yang Dipaksa Sekolah di Tengah Kepungan Asap

Chaidir Anwar Tanjung - detikNews
Kamis, 22 Okt 2015 09:32 WIB
Foto: Chaidir Anwar Tanjung/detikcom
Pekanbaru - Dinas Pendidikan Riau dan Pemkot Pekanbaru tetap memaksa para murid untuk masuk sekolah meski udara di level berbahaya. Beginilah penampakan para siswa yang bersekolah di tengah kepungan asap pekat.

Pantauan detikcom, Kamis (22/10/2015) anak-anak terlihat mengenakan masker saat keluar dari rumah mereka masing-masing. Mereka berjalan menembus asap.

Foto: Chaidir Anwar Tanjung/detikcom

Jadwal sekolah diubah akibat kabut asap ini, seperti di SDN 110 di Jl Purwodadi, jadwal masuk sekolah dari pukul 07.00 WIB diperlambat menjadi pukul 07.30 WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begitu sampai pintu gerbang, para murid langsung berlari ke dalam kelasnya. Mereka belajar harus mengenakan masker. Bagi yang tidak membawa masker, pihak sekolah membagikan ke muridnya di dalam kelas.

Foto: Chaidir Anwar Tanjung/detikcom


Sekalipun saat belajar pintu dan jendela ditutup rapat, namun tetap saja asap masuk dalam ruangan kelas. Sebab setiap ada murid yang masuk ruangan, saat buka pintu itulah asap pekat menyusup dalam ruangan kelas belajar.

Namun sayangnya, tak semua murid tahan menggunakan masker lama-lama. Sebagian besar hanya mau menggunakan masker selama 15 menit. Setelah itu masker mereka buka karena masker malah membuat nafas anak-anak terasa sesak.

Sebelumnya disampaikan sesuai intruksi Dinas Pendidikan Pemprov Riau dan Pemkot Pekanbaru, para siswa ini hanya diperbolehkan belajar maksimal selama dua jam. Tanpa terkecuali, sekalipun ada sekolah ruangan ber-AC, tetap harus mengurangi jam belajar.

Foto: Chaidir Anwar Tanjung/detikcom


Sikap Dinas Pendidikan Nasional Riau dan Pekanbaru ini banyak menuai protes di kalangan orang tua murid.

"Masak asap pekat pun anak-anak dipaksa masuk. Lebih baik diliburkan saja, agar kami juga bisa mengungsi dari Pekanbaru ini. Bagaimana mau mengungsi, pemerintah mengeluarkan kebijakan selama asap sekolahnya setiap Senin dan Kamis," kata salah satu orang tua murid, Ratna Diyanti.

Dengan sistem sekolah setiap Senin dan Kamis, warga menilai mereka tidak bisa mengambil langkah apapun untuk menyelamatkan anak-anak mereka.

"Sekolah dua jam apa efektifnya. Lebih baik diliburkan, kami bisa membawa anak-anak kami sementara mengungsi ke sekolah lainya di luar Riau," gerutu orang tua murid lainnya, Rusmini.


(cha/slm)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads