Situs blogΒ NASA, Jumat (25/9/2015) mengabarkan, fenomena ini adalah gabungan dari dua peristiwa alam, yakni gerhana bulan total dan supermoon. Supermoon adalah bulan purnama atau bulan baru yang posisinya berada di titik terdekat dengan garis khatulistiwa.
"Saat supermoon itu diameter bulan akan terlihat 14 persen lebih besar dari sebelumnya," demikian tulis NASA dalam blognya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
NASA menyebut, fenomena ini sangat jarang terjadi. Sejak tahun 1900, gerhana bulan supermoon hanya terjadi lima kali. Peristiwa ini terakhir kali terjadi pada tahun 1982. Kemungkinan besar, fenomena yang sama akan terjadi pada 2033.
Namun sayangnya, peristiwa tersebut tak akan bisa dilihat di Indonesia. Hanya mereka yang tinggal di benua Amerika, Eropa dan Afrika saja yang bisa menyaksikannya. (mad/nrl)