Cerita Ahok: Reklamasi Pulau di Rotterdam Bisa Datangkan Satwa Langka

Cerita Ahok: Reklamasi Pulau di Rotterdam Bisa Datangkan Satwa Langka

Ayunda Windyastuti Savitri - detikNews
Jumat, 25 Sep 2015 09:48 WIB
Cerita Ahok: Reklamasi Pulau di Rotterdam Bisa Datangkan Satwa Langka
Foto: Eddi Santosa
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengagumi teknik reklamasi di Rotterdam, Belanda yang mampu mendatangkan satwa-satwa langka. Ia tidak menyangka daratan yang dibuat oleh manusia itu bisa menjadi habitat baru untuk mereka.

"Begitu lautnya ditutup (dengan tanggul) jadi air tawar, malahan burung-burung dari Afrika yang enggak pernah ada hidup di situ," kata Ahok dengan penuh semangat di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (25/9/2015).

"Ini menarik," celetuknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahok berkisah kawasan tersebut sebelumnya berupa teluk luas. Jika ombak dari Laut Utara datang, tidak sedikit memakan korban jiwa.

"Jadi Belanda itu dulu ada teluk, selalu orang mati kalau datang ombak besar. Dia kalau mau tutup semua lebih mahal kan jadi dia tutup di depan utaranya 35 kilometer. Total luas yang jadi danau, itu harus 10 kali lipat dari kita. Nah terus dia masing-masing bikinin tanggul semua," urai dia.

Menurut Ahok, Kepulauan Seribu bisa menjadi daya tarik pariwisata asalkan pengelolaan limbahnya sudah berjalan dengan bai sehingga sungai-sungai tidak membawa kotoran hingga ke laut.

Belanda, kata Ahok, sudah melakukan pengelolaan limbah sejak abad ke-18. Selain itu sadar akan kondisi permukaan daratan di negaranya berada di bawah laut, Belanda pun senantiasa melakukan kajian mencari serta mengembangkan pengelolaan air yang baik.

Menariknya lagi, Belanda juga telah mengkaji potensi tsunami di Jakarta. "Dia tahu persis misalnya hujan, hujan seperti ini terus misalnya ada tsunami, yang paling menarik dia kasih lihat, kita selalu berpikir Jakarta nggak kena tsunami. Tapi kalau Krakatau meletus ada tsunami di bawah Jakarta sampai Monas airnya dibuat modelnya," terang Ahok.

"Salah satu untuk menahan itu ini persis kayak menghadapi Laut Utara harus membuat giant sea wall kita nggak tahu kapan air laut itu datang. Semua bisa dibuktikan secara teori. Belanda makin lama makin maju ke laut. Dulu pelabuhan Port of Rotterdam itu di sungai, di muara yang dia uruk-uruk," lanjutnya.

Pelabuhan yang paling baru di Rotterdam letaknya berhadapan langsung dengan laut. Pembangunan 'benteng' penghalang tersebut hanya memakan 1,2 miliar Euro (atau sekira Rp 15-16 triliun).

"Sekarang yang pelabuhan terbaru itu langsung berhadapan dengan laut. Di situ saya tanya habis berapa duit dia bilang 1,2 miliar Euro dalam jangka waktu 5 tahun. Saya pikir kalau cuma Rp 15 16 triliun kita juga sanggup. Yang APBD siluman Rp 12,1 triliun setahun saja bisa, berarti kita mampu," kata dia sambil terkekeh.

"Makanya saya bilang kita join saja deh. Saya bukan butuh uang, saya butuh anda sebagai strategic partner dan wali kota juga senang kita sudah ketemu banyak hal," pungkasnya. (aws/aan)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads