Kelakuan Sopir Kopaja dan Metro Mini yang Bikin Geleng-geleng Kepala

Kelakuan Sopir Kopaja dan Metro Mini yang Bikin Geleng-geleng Kepala

Rachmadin Ismail - detikNews
Selasa, 22 Sep 2015 13:04 WIB
Foto: Rachmadin Ismail
Jakarta - Menaiki angkutan umum Jakarta seperti Kopaja dan Metro Mini bakal melihat banyak peristiwa. Namun yang paling bikin miris, adalah kelakuan sopir-sopirnya. Ada yang ugal-ugalan, namun ada juga yang santai di perjalanan.

Belum lupa di ingatan kita tentang peristiwa kecelakaan maut Kopaja 612 yang menabrak driver Go-Jek bernama Gunawan serta istrinya, Lilis Lestari, yang sedang hamil 8 bulan. Keduanya tewas, termasuk bayi yang berada dalam kandungan. Satu lagi anak mereka, Aldo (8), sempat kritis dan kini terus bersedih mencari kedua orang tuanya.

Hasil analisis polisi, kecelakaan tersebut terjadi karena sopir Kopaja bernama Budi mengendarai bus mini tersebut dengan kecepatan tinggi. Tak hanya itu, dia juga mengaku kesulitan mengerem karena pedalnya terhalang botol air mineral. Yang jelas, sopir tembak tersebut mengemudikan kendaraan di jalur TransJakarta yang jelas-jelas dilarang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bukan sekali dua kali kecelakaan maut dipicu oleh kelalaian sopir Metro Mini dan Kopaja. Sebagian besar, berawal dari ugal-ugalan sampai kondisi kendaraan yang tidak prima. Namun faktor sopir yang kerap menjadi sorotan utama. Mereka ada yang tidak memiliki SIM bahkan ada yang masih belajar berkendara.

Sopir ABG

Pada bulan Juni lalu, detikcom menaiki Kopaja 75 jurusan Pasar Minggu-Blok M. Kendaraan umum itu ternyata dikendarai oleh seorang anak ABG berusia belasan tahun. Kemungkinan kuat, dia belum memiliki SIM, apalagi cara mengemudinya harus diajari oleh kernet.

"Woi, dengerin dulu kalau sebelum jalan. Kalau dibilangin terus baru jalan, kalau tahan ya tahan," kata kernet tersebut kepada si sopir.

Sopir ABG


Setelah itu, bus melaju kencang hingga ke perempatan Mangga Besar. Metro Mini tersebut tak melewati lampu merah namun memilih berputar di putaran Jl Raya Ragunan, Jaksel. Saat berputar, si sopir ABG itu sempat mengalami kesulitan saat memindahkan transmisi.

"Bisa nggak? Masukin gigi satu dulu. Tekan koplingnya," teriak kernet memberi petunjuk. Sempat tertahan selama lima menit, bus akhirnya kembali melaju.

Setelah itu, bus oranye tersebut masuk ke busway dan melaju kencang hingga ke Warung Buncit. Sesekali, kernet juga masih memberikan navigasi serta petunjuk mengemudikan kendaraan tersebut.

"Angkat koplingnya, jangan ditahan terus," teriak kernet sambil diiyakan oleh sopir muda berbaju hitam tersebut.

Fenomena sopir ABG di Metro Mini bukan hanya di satu bus saja. Di kalangan para sopir, hal itu sudah jamak terjadi. Bahkan mereka santai saja tanpa beban membawa nyawa penumpang tanpa Surat Izin Mengemudi (SIM).

Ron (25), salah seorang sopir asal Medan, Sumut, menceritakan hal tersebut. Dia berkisah, anak-anak baru gede calon sopir itu biasanya anak rantau yang dibawa kerabat yang sudah pernah jadi sopir sebelumnya. Mereka semua hanya bermodal nekat, tak perlu punya SIM.

"Yang penting mah punya nyali, kalau cepat belajarnya ya cepat, tapi paling 2 tahunlah bisa benar bawa mobil," imbuhnya.

Sopir Tua

Selain sopir ABG, ada juga sopir yang berusia tergolong renta untuk mengendarai bus mini. Sopir ini mengendarai Metro Mini 75. Usianya diperkirakan di atas 50 tahunan dan berkacamata. Dia memacu kendaraannya kadang pelan, namun sesekali ngebut.

Sopir Metro Mini


Saat ada penumpang yang ingin berhenti, sang sopir butuh waktu sekitar 5-10 menit untuk menerima pembayaran dan memberikan kembalian. Semua proses dilakukan selalu di tengah jalan, bukan ke pinggir seperti angkutan umum lainnya.

Tak pelak, hal ini menimbulkan kemacetan panjang. Pengendara di belakangnya membunyikan klakson berulang-ulang, namun pak sopir tak peduli.

Sopir Merokok dan Ngetem

Kali ini ada kelakuan sopir Kopaja P20 yang bikin geleng-geleng kepala. Pria yang tak mengenakan seragam sopir ini memacu sangat pelan kendaraannya dari Menteng menuju arah Ragunan. Dia hanya menjalankan 20 km/jam saja. Sepanjang perjalanan, rokok tak pernah lepas dari tangannya. Dia dengan santai merokok, padahal sudah jelas-jelas dilarang Perda.

Yang cukup membuat miris, dia tiba-tiba menghentikan kendaraan di kawasan Kuningan untuk ngetem. Selama hampir 30 menit, para penumpang di atas Kopaja harus menunggu, padahal suasana sedang terik. Dia lalu menaikkan kaki ke atas kemudi lalu merokok lagi.

Setelah puas ngetem dan tidak mendapat satu penumpang pun, sopir ini kembali melajukan kendaraannya dengan sangat pelan.

Berdasarkan data polisi, sejak Januari 2015 sampai September ada 23 kasus kecelakaan Kopaja dan Metro Mini. Kopaja ada 8 kasus, dan Metro Mini 15 kasus. Sebagian besar korban meninggal dunia.

Sopir Kopaja


Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama berjanji akan menyikat semua mobil yang tak layak dan sopir nakal. Dia tidak akan memberikan toleransi pada pelanggar.

"Kita memang mau sikat semua. Sekarang kita sudah batasi Kopaja, tapi dia terlanjur pesan 320 bus. Ke depan nggak ada bus sedang, semua harus bus tunggal Transjakarta. Semua yang nggak jelas, cat somplak dikit singkirin," kata Ahok.

Sebuah janji yang layak ditunggu....
Halaman 2 dari 3
(mad/nrl)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads