"Saya mengatakan Bu Evy peranannya terlalu besar terhadap saya. Jadi saya tidak mau itu, saya tidak mau bahwa saya dibilang jangan bicara A, jangan bicara B, jangan bicara ke media. Saya kan sudah diingatkan dari awal, jadi saya ingatkan kepada siapapun yang menangani kasus Bansos, BDB, di Sumatera Utara ini agar didalami dengan sebaik-baiknya," kata Razman di KPK, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (18/8/2015).
Razman juga menyebut, selama menjadi kuasa hukum, dirinya sering diintervensi Gatot dan Evy. Hal itu membuatnya tak tahan hingga memutuskan untuk mundur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya merasa dalam hal-hal penanganan kasus selama ini, saya merasakan bahwa Bu Evy terlalu dominan," tegas Razman.
Bahkan, pengacara fenomenal itu merasa tak lebih hanya dijadikan pengirim surat. "Alasan saya adalah saya tidak bisa diatur-atur, diintervensi oleh kilen saya. Yang kedua, saya menduga ada yang disembunyikan oleh klien saya terhadap saya dan tim. karena dalam setiap pemeriksaan, saya selalu meminta dalam setiap pertemuan saya, saya bersedia bahkan bisa dikatakan bisa dikatakan seperti pengantar surat yang ditulis ibu Evy saya sampaikan ke Pak Gubernur. Pak Gubernur menulis surat, saya sampaikan ke Bu Evy, tentu saya tidak mau buka isinya," tutur Razman.
(kha/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini