Mengenal Livi Zheng, Gadis Blitar yang Jadi Produser di Hollywood

Mengenal Livi Zheng, Gadis Blitar yang Jadi Produser di Hollywood

Yudhistira Amran Saleh - detikNews
Rabu, 12 Agu 2015 17:52 WIB
Livi Zheng (Foto: Yudhistira Amran Saleh/ detikcom)
Jakarta - Dari sebuah mimpi, kadang manusia bisa menciptakan cita-citanya dengan usaha yang keras. Salah satunya adalah gadis kelahiran Blitar, Jawa Timur bernama Livi Zheng.

Livi anak ke-2 dari 3 bersaudara ini tidak pernah membayangkan bahwa suatu hari ia akan menjadi seorang produser di Hollywood, Amerika Serikat. Mahasiswi jurusan ekonomi pada strata pertama ini hanya bercita-cita menjadi atlet Wushu.

"Nggak pernah. Saya nggak pernah bayangin bisa menjadi produser film di Hollywood. Semua berawal dari cita-cita dan usaha saja," ujar Livi Zheng saat berbincang dengan detikcom di Bidakara, Jakarta, Rabu (12/8/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang dari kecil saya hobi bela diri dan bela dirinya Wushu. Wushu tuh sangat masuk ya di film. Saya juga suka buat skrip film. Dari Wushu situlah dapat beasiswa untuk belajar film," lanjutnya.

Dari beasiswa yang didapat dari Shi Cha Hai Sports School, Livi kemudian melanjutkan SMP di Beijing. Disana, ia lebih memperdalam olahraga Wushu.

Livi bisa mengetahui bagaimana cara menyetir mobil yang aman, dan bagaimana jatuh dari ketinggian. Ia juga kemudian mencoba mencari uang sendiri dengan mencoba mengajar Wushu untuk anak TK hingga orang tua.

"Aku juga pas sekolah di Beijing cari uang sendiri. Dengan mengajar Wushu untuk anak TK sampai yang sudah kakek dan nenek. Aku juga suka bantuin anak-anak yang kurang mampu," tuturnya.

Setelah lulus SMP di Beijing, ia kemudian melanjutkan kuliah S-1 di Universitas Washington, Amerika dan mengambil jurusan ekonomi. Meski mengambil kuliah jurusan ekonomi, kecintaannya terhadap film belumlah pudar.

Belajar dari kemampuannya di Beijing yang sudah mengetahui cara-cara yang dilakukan oleh pemeran pengganti, ia kemudian mencoba peruntungannya dengan menjadi tenaga sukarela untuk pembuatan set film. Ia juga mencoba-coba untuk memberanikan diri memberi skrip film kepada produser terkenal Hollywood.

"Disana (Amerika) itukan langsung jadi produser atau pemain film gak bisa. Dan agak gak mungkin. Nah suatu hari aku ketemu koordinator pemeran pengganti. Sekitar tahun 2008-an," ucapnya.

"Lalu aku kasih skrip. Ide untuk cerita filmku ke dia. Tapikan itu masih awam ya. Masih ada 6 halaman aja. Tapi ya aku berani ngasih ke dia," ungkapnya.

Setelah menyelesaikan kuliah S-1nya di Universitas Washington, untuk memperdalam kemampuan ilmu perfilman, Livi kemudian melanjutkan S2-nya di Universitas Carolina Selatan dengan mengambil jurusan Cinematic Arts. Menurutnya, bila ingin jadi pemain film atau produser, harus dipelajari dari sekarang.

"Kalau ekonomi itukan kayak bisnis bisa kapan aja ya, tapi kalau film itu musti dari sekarang. Kalau bisnis itu 30 atau 40 tahun masih oke. Kalau film, musti dari sedini mungkin," jelasnya.

Tahun 2012 akhirnya Livi Zheng berhasil menjadi sutradara. Dan menurutnya menjadi sutradara itu tidak segampang yang ia bayangkan.

"Ternyata jadi sutradara itu nggak segampang yang dibayangkan. Belajarnya butuh waktu lama dengan durasi yang panjang," katanya.

Hingga saat ini Livi Zheng telah memproduseri 4 film Hollywood, diantaranya The Empire's Throne, Legend of The Best, Brush with Danger, dan yang akan rilis tahun depan yaitu Untitled Action Thriller. Salah satu film karyanya juga pernah masuk sebagai calon nominasi Oscar berjudul Brush with Danger. (yds/dra)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads