detikcom bertemu dengan Donny di sela-sela pengajian di Masjid Al Lathiif, Bandung, Jawa Barat, Senin (10/8) malam. Pria yang akrab disapa Ayah itu dengan terbuka menceritakan kehidupannya dulu saat masih jadi vokalis band. Dia mengaku akrab dengan berbagai kenakalan rockstar pada umumnya, yaitu minuman keras, narkoba dan lain-lainnya.
"Sebenarnya sih setelah saya tahu sekarang, memang benar itu masa kelam. Tapi dulu mah nggak tahu itu teh masa kelam. Jadi seakan-akan dulu itu ketika melakukan maksiat kayak minum, mabuk-mabukan, narkoba, sedikit suka berpacaran, itu kan nggak boleh yah. Artinya dulu itu karena nggak tahu jadi seakan-akan benar," cerita Donny.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka datang ke masjid untuk mengikuti kajian bersama ustaz Rahmat Baiquni dengan tema 'Tobat'. Donny dan rekan-rekannya memang rutin datang ke pengajian untuk berbagi dan bertanya soal masalah kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Kiki 'Brigez' Hijrah dari Jeratan Narkoba Setelah Kehilangan Ayah
Donny pun mengenang masa-masa tenarnya dulu. Setelah lulus SMA dia sempat hendak meneruskan kuliah, namun tak selesai. Akhirnya dia pun membuat band dan manggung dari satu tempat ke tempat lain. Tahun 1996, band itu berdiri dengan nama Jeruji. Band itu terkenal di kalangan underground karena musiknya yang cadas. Salah satu lagu yang populer adalah 'Lawan'. Sejak itu, Donny merasakan nikmatnya hidup sebagai 'bintang'.
"Di pergaulan di situ ya tahulah, anak band, apalagi underground. Terbuailah di situ. Mulai sering manggung, sering populer, banyak duit, tur ke mana-mana. Ya menikmatilah saya waktu itu, dengan tidak ada rasa menyesal. Mulai tato kan. Ya semualah yang dilakukan idola saya, saya ikuti," cerita ayah dua anak ini.
Donny menikah pada tahun 1998 dan memiliki anak pada tahun 2001. Namun, kehidupanya tak banyak berubah. "Tetap aja mabok mah mabok. Eeh, ini aib masa diceritain semua. Udah ah. Banyak aja, tapi nggak usah diceritain," imbuhnya.
Hijrah karena Anak
Pada tahun 2012, Donny mulai merasa galau dengan kehidupannya. Menginjak usia 40, dia sudah melihat beberapa temannya yang hijrah. Dia pun mulai mencari-cari tahu soal arti hijrah, namun belum maksimal.
Saat itu, istrinya yang lebih dulu hijrah. Ibu, panggilan istrinya memakai kerudung dan rajin salat. Melihat itu, Donny pun jadi semakin bersemangat. Pria bertato Jeruji di tangannya itu mulai mengikuti kajian di Daarut Tauhid bersama Abdullah Gymnastiar (AA Gym). Hingga akhirnya mulai datang ke Masjid Al -Lathiif.
Tapi, di balik itu semua, ada satu alasan yang benar-benar membuat Donny hijrah yakni anak. Suatu waktu, anaknya disuruh salat, namun menolak karena ayahnya pun tak salat.
"Ka, salat subuh. Susah aja disuruh salat teh. Padahal dia teh udah agak rajin salat, saya mah nggak salat. Yang paling saya nggak sangka itu si kaka jawabnya ngapain salat, ayah aja nggak salat," terangnya.
![]() |
Sejak mengikuti pengajian, Donny pun mulai merasa bersalah dengan apa yang sudah dilakukannya di masa lalu. Ayah mengingat lagi ketika ribuan fans-nya datang ke acara dalam kondisi mabuk.
"Ketika saya manggung kan teman-teman di bawah itu pada mabuk. Alah, ieu diajak ku urang atau kumaha? Terus kan bukan ratusan, ribuan. Kebayang kan jariyah. Dosa si itu ditanggung ku saya," ceritanya.
Keluar dari Jeruji dan Bisnis Baso
Setelah mantap berhijrah dan berkompromi dengan rekan-rekannya, Donny akhirnya keluar dari Jeruji pada awal tahun 2015. Dia sudah bertekad dan berniat untuk meninggalkan dunia musik dan fokus hijrah di jalan-Nya. Keinginan ini sempat mengalami penolakan, terutama karena Jeruji baru saja mengeluarkan album baru. Itu artinya, Jeruji kehilangan ikon yang selama ini menjadi ciri khas band tersebut.
Sempat muncul juga suara-suara sumbang saat Donny hijrah. Banyak rekan yang nyinyir padanya. Namun setelah diberi penjelasan, semua akhirnya bisa mengerti.
"Sempat dibilang ustaz sosmedlah, apalah. Kan saya suka sharing hadits. Biarkan mereka, suka ngomong kan riya, riya. Maneh weh, da nu nyaho niat urang mah Allah kan. Sebenarnya itu, tantangan dakwah itu teh gitu," ungkapnya.
Setelah keluar dari Jeruji, Donny kini punya usaha baso bernama Baso Mas Tato and Core Burger. Lokasi warungnya berada di Jl Ternate, Bandung, Jawa Barat. Dia kerap memposting menu-menu baso tersebut di akun media sosial. Tak jarang, selalu sold out alias habis terjual.
"Karena saya memang berniat, ya Allah mudahkan, saya ingin benar. Ternyata Allah mungkin mendengarkan doa saya, akhirnya Allah mudahkan jalan usaha dikasih sama Allah. Alhamdulillah saya cukup menafkahi keluarga dari warung," ceritanya.
Tentang Salat Bertato
Donny tubuhnya dipenuhi dengan tato. Mulai dari bagian dada sampai lengan, nyaris tak ada yang tersisa. Salah satu ikon tatonya adalah tulisan Jeruji di bagian lengan. Ibaratnya, Jeruji sudah mendarah daging di tubuhnya.
Dengan semua rajah di tubuh, bagaimana Donny menjalankan salat? Hal ini tentu saja jadi pertanyaan semua orang. Menjawab hal tersebut, Donny sudah tahu bahwa tato bisa menyebabkan secara fikih wudlunya tidak sah. Namun dia tetap berjalan terus.
"Emang kalau menurut fikih, wudlu saya tidak sah. Tapi itu kan syarat. Kalau kita mengedepankan syarat, tanpa kewajiban. Kapan salat saya?" jawabnya.
"Terus kan Allah maha pemurah, pengampun, pengasih. Jangankan yang banyak tato, kalau pembunuh yang tobatnya benar mah Insya Allah diterima. Biarkan orang ngomong apa pun, kita mah nggak butuh penilaian orang. Kita mah jalan aja terus," terangnya.
![]() |
Setelah hijrah, apakah Donny kangen masa-masa di panggung dan ingin reuni? Dia mengaku tidak, meski ajakan itu selalu ada. Dia merasa kehidupanya di dunia yang enak-enak sudah berakhir. Kini dia fokus mengejar kehidupan di akhirat.
"Saya suka ngobrol sama ustaz, umur 40 itu penentuan, apakah mau bener atau tambah jadi. Saya mah milih udahan, da sieun (takut). Apalagi udah tahu kan ikut kajian terus, jadi semakin kecil, nggak ada apa-apanya," jawabnya.
Padahal, dulu waktu manggung keren banget ya?
"Wuaahh, bahaya kan itu bahayanya seorang penyanyi itu seperti seribu dai," tambahnya.
Halaman 2 dari 4