Malang nian nasib Dian Dwi Puryani (30). Ibu dua anak ini tewas dengan kondisi menggenaskan setelah pergi tiga hari dari rumahnya. Jasad Dian dibuang di hutan wisata Tinjomoyo, Semarang.
Jasad perempuan berparas cantik itu ditemukan pada Selasa 11 November 2014 sore hari. Mulut Dian disumpal celana dalam, leher dijerat bra, tangan diikat kuncir rambut, dan korban tidak memakai celana. Ada bercak darah diduga darah menstruasi karena ditemukan juga pembalut. Aparat kepolisian menduga Dian menjadi korban perkosaan.
Penemuan jasad Dian mengguncang emosi keluarga. Perempuan yang telah pisah ranjang ini pulang tanpa nyawa setelah meninggalkan rumah pada Sabtu 8 November. Ia kala itu pergi diboncengi motor oleh pria misterius.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelaku pembunuhan sadis itu masih misterius dan masih diusut polisi.
Berikut 7 fakta pembunuhan Dian:
1. Jasad Menggenaskan
|
Tim Resmob gabungan menyisir hutan yang masih rimbun itu. Sungai dan selokan juga tidak luput dari pencarian anggot polisi. Lokasi penemuan wanita tanpa identitas itu tepatnya berada di tengah hutan tepat di jalur yang biasa digunakan untuk motor trail.
Untuk menuju lokasi penemuan mayat itu, medan yang dilalui cukup sulit apalagi setelah terguyur hujan. Selain menanjak dan terjal, jalur itu licin dan berbahaya. Hingga saat ini polisi masih berada di lokasi untuk mencari keterangan dan melakukan penyisiran.
"Anggota Opsnal gabungan Resmob Polrestabes Semarang menyusuri jejak-jejak pelaku," kata Kanit Reskrim polsek Gunungpati, Ipda Agus Suseno kepada detikcom, Rabu (12/11/2014).
Diketahui hari Selasa (11/11) kemarin sekitar pukul 17.00 seorang pencari rumput bernama Rohmat menemukan jenazah wanita yang diperkirakan berusia 30-35 tahun. Mulut jenazah itu disumpal celana dalam, leher dijerat bra, tangan diikat kuncir rambut, dan korban tidak memakai celana. Ada bercak darah diduga darah menstruasi karena ditemukan juga pembalut.
2. Diduga Korban Perkosaan
|
Kanit Reskrim polsek Gunungpati, Ipda Agus Suseno mengatakan ada kemungkinan korban hendak diperkosa sebelum dibunuh. Pada tubuh korban ditemukan bercak darah yang diduga darah menstruasi.
"Mungkin mau diperkosa, ini hanya dugaan. Kita lihat hasil autopsi dari RS Kariadi," kata Agus kepada detikcom di lokasi, hutan wisata Tinjomoyo, Semarang, Selasa (11/11/2014).
Selain dugaan pemerkosaan, korban juga sempat dianiaya karena ditemukan luka lebam di wajah bagian kanan. Bahkan mulut korban disumpal celana dalamnya sendiri, sedangkan leher dijerat bra, dan tangan diikat kuncir rambut. Celana panjang korban ditemukan di sebelahnya dan bagian bawah korban tidak tertutup apapun.
"Ada bekas penganiayaan dan mulutnya disumpal. Nanti kita pastikan," tegasnya.
Diketahui sekitar pukul 17.00 tadi seorang pencari rumput bernama Rohmat menemukan jenazah wanita berkulit putih dan berambut hitam sebahu itu tergeletak di tengah hutan. Diperkirakan usianya antara 30 tahun sampai 35 tahun.
"Ditemukan pencari rumput. Sempat dilempar-lempar ternyata tidak bergerak. Setelah didekati dan tahu itu mayat langsung memanggil warga dan lapor polisi," terang Agus.
Tidak berapa lama kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara. Warga yang mengetahui peristiwa itu berdatangan. Bahkan beberapa nekat menuju lokasi penemuan mayat yang berada di tengah hutan dengan medan tanjakan licin. Saat ini mayat wanita itu sudah berada di RSUP Dr. Kariadi Semarang untuk di autopsi.
3. Dibuang di Hutan
|
Kerabat korban, Susi mengatakan pihaknya pagi tadi didatangi polisi yang membawa foto korban. Saat dipastikan, ternyata benar korban adalah Dwi, warga Kaliwiru, Kelurahan Kaliwiru, Kecamatan Candisari, Semarang.
"Ada polisi datang, dilihatin foto ternyata benar sodaraku," kata Susi kepada detikcom.
Diketahui hari Selasa (11/11) sekitar pukul 17.00 WIB, seorang pencari rumput bernama Rohmat menemukan korban di tengah hutan. Mulut jenazah disumpal celana dalam, leher dijerat bra, tangan diikat kuncir rambut, dan korban tidak memakai celana. Ada bercak darah diduga darah menstruasi karena ditemukan juga pembalut.
Anak korban yang masih berusia 7 tahun dan 2,5 tahun terlihat menangis diantara kerabat lainnya. Sementara warga sekitar membantu mendirikan tenda di rumah duka. Sedangkan suami korban tidak terlihat karena pisah ranjang.
4. 'Hang Out' Malam Hari
|
Kerabat korban, Rukmini, mengatakan terakhir melihat Dian hari Sabtu sore lalu. Saat itu, Dian mengenakan kaos cokelat bermain dan bernyanyi dan bermain bersama anak-anaknya. Kemudian ia menitipkan buah hatinya itu ke Rukmini lalu pergi.
Saat meninggalkan rumah, korban tidak membawa barang-barang selain pakaian yang dikenakannya. Awalnya pihak keluarga tidak curiga karena korban memang kerap keluar pergi.
"Kalau malam pergi tidak tahu kemana. Biasanya tahu-tahu pergi bawa tas, namanya aja agak stres," ujar Rukmini.
Pihak keluarga korban baru tahu Dian tewas setelah polisi datang sekitar pukul 10.00 tadi. Tangis pun pecah ketika polisi menyodorkan foto Dian yang sudah tidak bernyawa.
Jenazah Dian ditemukan pencari rumput, Selasa (11/11) sore. Kondisi wanita beranak 2 ini mengenaskan. Mulutnya tersumpal celana dalam dan lehernya dijerat bra. Jenazah diautopsi di RS Kariadi untuk pengusutan kasusnya.
5. Cowok Misterius
|
"Pergi sama cowok naik motor. Memang sering pergi," ujar kerabat Dian, Rukmini, di rumah duka, kawasan Kaliwiru Semarang, Rabu (12/11/2014).
Sebelum pergi, Sabtu (8/11) lalu, Dian menitipkan 2 anaknya kepada Rukmini. Tak ada tanda-tanda bahwa Dian bakal pergi untuk selamanya. Pihak keluarga tidak curiga karena korban memang kerap keluar pergi.
"Kalau malam pergi tidak tahu ke mana," jelas Rukmini yang tak menyebutkan identitas cowok yang terakhir pergi bersama Dian tersebut.
Dian pisah ranjang dengan suami 2 tahun terakhir. Sejak itu, ia dinilai Rukmini, kerap pergi dari rumah. Tapi ia selalu kembali. Baru kali ini, ia pergi berhari-hari.
Keluarga mendapat kabar Dian menjadi korban pembunuhan setelah polisi mengkroscek foto mayat yang ditemukan di hutan Tinjomoyo berjarak 3-4 km dari rumah dan Dian. Hasilnya, cocok. Mayat yang mulutnya disumpal celana dalam dan lehernya dijerat tali bra dipastikan adalah Dian. Keluarga histeris mengetahui hal tersebut.
6. Pisah Ranjang
|
"Suaminya masih sering antar jemput anaknya yang sekolah," kata kerabat Dian, Rukmini, di rumah duka, kawasan Kaliwiru, Semarang, Rabu (12/11/2014). Saat detikcom datang, orangtua Dian tengah mengurus jenazah di RS Kariadi.
Rukmini mengaku tak tahu permasalahan keluarga Dian. Yang jelas, Dian dan suaminya belum bercerai. Sejak pisah ranjang itu, Dian sedikit kacau. Dia kerap pergi, tapi selalu pulang.
"Sakit pikiran sudah lama, dia ditinggal suaminya," jelas Rukmini.
Selama ini, Dia tinggal bersama kedua orangtua dan kakaknya di rumah kecil di kawasan Kaliwiru. Dua anaknya berusia 7 tahun dan 2,5 tahun. Belum diketahui respons suami terhadap kematian Dian karena disebut-sebut ia tengah berada di luar kota.
Mayat Dian ditemukan di hutan Tinjomoyo, eks kebun binatang Semarang, Selasa (11/11/2014). Ia terlentang dengan mulut tersumpal celana dalam dan leher terjerat tali bra. Entah siapa yang tega membunuh wanita mantan karyawan tokok roti itu. Terakhir kali, ia pergi bersama seorang cowok dengan mengendarai sepeda motor, Sabtu (8/11) lalu. Polisi masih mendalami kasus ini.
7. Depresi dan Gaul dengan Anak Punk
|
Ibu korban, Jumini, mengatakan putrinya sudah sejak dua tahun lalu pisah ranjang dengan suami. Kemudian Dian bekerja di toko roti, sedangkan suaminya tinggal di rumah orang tua dan bekerja di bengkel.
"Sudah dua tahun Lilik (suami korban) tinggal di rumah ibunya," kata Jumini di rumah duka, Rabu (12/11/2014).
Sejak tidak satu rumah dengan suaminya, lanjut Jumini, Dian mulai terlihat depresi dan kadang marah-marah. Tekanan batin yang dialami Dian semakin menjadi setelah keluar dari pekerjaannya.
"Kadang pikiraannya kayak stres kemudian pergi. Kalau jengkel marah sama orang rumah," ujarnya.
Dian yang sering pergi dari rumah sudah menjadi hal biasa bagi keluarga karena ia selalu pulang ke rumah meski kadang pulang di hari yang berbeda. Menurut keterangan tetangga, Dian sering naik bus dan berhenti di kawasan Tugu Muda. Di sana ia berkumpul dengan anak-anak punk. Terkadang ia juga berjalan menuju Stadion Jatidiri.
"Dia sudah berkali-kali minta cerai, tapi suaminya tidak mau. Suaminya masih sering antar jemput ke sekolah," pungkas Anik.