Menurut Ryan, ia mengenal Rudy melalui media chat MiRC pada Kamis malam (31/7/2014) sekitar pukul 22.30 WIB. Lalu keduanya janjian di depan Circle K, depan Kampus Unpar.
"Ketemu kenalan lewat chat. Saat kopdar, ternyata fotonya enggak sesuai yang dikirim. Saya enggak sreg dan enggak seneng dengan korban," ujar Ryan pada wartawan di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Rabu (6/8/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah itu, Ryan mengaku dipijit Rudy. Namun setelah itu, Rudy mengajaknya berhubungan badan. "Saya menolak karena enggak sreg. Tapi dia maksa, dia ancam saya dengan pisau," ujar Ryan yang mengenakan kupluk hitam dan baju tahanan orange.
"Lu harus layani gua hari ini, puasin gua. Kalau enggak, keluarga dan teman lu semua kalau lu sakit kaya gue," ucap Ryan menirukan perkataan Rudy.
Menurutnya Rudy mengancamnya sambil memegang pisau. Panik, ia pun berlari keluar dan mengambil batu dan dilemparkan ke kepala Rudy. "Dia terlihat serius mau bunuh saya, lalu saya lempar batu, dia teriak keras sekali. Takut orang tahu, saya kalap. Saya pukul beberapa kali pakai batu, saya tusuk, saya cekik, setelah mati saya bakar," ujarnya dengan tenang.
Saat ditanya kenapa dia tidak kabur saja, Ryan menyatakan kalau ia kabur, Rudy akan membeberkan soal orientasi seksualnya yang menyimpang pada teman dan keluarganya.
Ryan mengaku membakar jenazah Rudy sekitar pukul 02.00 WIB, Jumat (1/8/2014). Berdasarkan anatomy crime dari kepolisian, Ryan menyiramkan cairan Marillen, cairan alkohol 40 persen ke tubuh korban dan membakarnya dengan korek api gas.
Kok tega membakarnya? "Buat hilangin sidik jari saya," ujar mahasiswa Itenas ini.
Jenazah Rudyanto ditemukan pertama kali pada Sabtu pagi oleh penghuni kos lainnya, Iqbal, yang baru pulang mudik. Jenazahnya mengenaskan karena terbakar sekujur tubuhnya. Kini pihak keluarga sudah mengkremasinya dan membawa abunya ke Batam, kampung halaman Rudy.
(bbn/try)