Berdasarkan data yang dikumpulkan detikcom, dalam pilkada 2009 silam, Nurdin berpasangan dengan Asli Mustadjab. Keduanya diusung PKS, PBB, PKB, PPNUI, PNBK, Patriot, PIB, PSI, dan Partai Merdeka. Secara matematis, partai ini hanya memiliki 18 persen suara.
Musuh Nurdin Abdullah-Asli Mustadjab bukan orang sembarangan. Ada Arfandy Idris-Irvandy Langgara dari Partai Golkar, Syahlan Solthan-Samhi Muawan Djamal (PAN dan PDIP). Dukungan politik lawan sangat kuat.
Usai pencoblosan 25 Juni 2009, pasangan yang bertagline 'Nurani' itu ternyata menang telak. Perolehan suaranya mencapai 46 persen. Pasangan Syahlan-Samhi mendapatkan 19 persen dan Arfandy-Irvandy hanya mendapatkan 14 persen.
Nurdin kemudian melepas jabatannya sebagai Presiden Direktur PT Maruki Internasional Indonesia dan pengajar di Unhas. Lulusan Universitas Kyushu Jepang ini fokus membenahi daerahnya. Berkat tangan dinginnya, daerah 'pinggiran' di Sulawesi Selatan ini meraih beragam penghargaan. Termasuk 4 piala Adipura berturut-turut. Padahal sebelumnya piala itu hanya impian.
Saat ini, Nurdin yang bergelar profesor Ilmu Kehutanan ini masih memimpin Bantaeng. Ia berpasangan dengan HM Yasin dan terpilih lagi pada pilkada kedua 2013 lalu. Sejauh ini, ia meraih 50 penghargaan dalam berbagai bidang.
Nurdin dimasukkan dalam 19 tokoh alternatif menurut Komunike Bangsa Peduli Indonesia (KBPI) yang digagas pengusaha senior Sofjan Wanandi. Ia disebut sebagai figur capres alternatif. Sejajar dengan tokoh bereputasi seperti Jusuf Kalla, Khofifah Indar Parawansa, Chairul Tanjung, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
(try/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini