Korban tewas adalah Muhammad Tomi (17) dan Ahmad Hariri (15). Sedangkan korban luka adalah Ahmad Badrul Hikam (15). Mereka bertiga adalah sepupu dan tinggal berdekatan di Kampung Sangiang RT 04 RW 01, Kelurahan Periuk Jaya, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang.
Hikam yang dirawat di RS Asih, Jl Moh Toha, Sangiang, Tangerang, mengisahkan tragedi ini, Selasa (19/4/2011). Menurut Hikam, pada Senin sore itu, mereka bertiga naik motor Mio milik Hariri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita kasih jari tanda damai, kode jari suporter Persita. Namun tetap saja diserang," kata Hikam.
Padahal, Hikam dan dua sepupunya tidak memakai atribut suporter apapun. Hariri lantas tancap gas. Malang, mereka menabrak parit dan jatuh. Hariri langsung ditikam obeng di paha kanannya. Kepala Tomi bahkan dibacok dengan senjata tajam.
"Kalau saya tercebur ke parit. Terus akhirnya ditolong satpam," jelas dia.
Mereka bertiga lantas dilarikan ke RS Sari Asih Sangiang, Tangerang. Hikam menderita patah kaki kanan dan tangan kiri, kepala bocor dan telinga mengeluarkan darah.
Namun dia lebih beruntung dari dua sepupunya. Tomi meninggal pada Selasa (19/4) pukul 01.00 WIB dini hari dan Hariri meninggal pukul 05.00 WIB. Mereka kini telah dimakamkan di TPU Sangiang.
Sementara di rumah duka, para orang tua mereka tampak shock. Mereka tak henti-hentinya menangis. Mereka meminta polisi mencari tahu siapa pembunuh anak-anak mereka.
"Anak saya kan salah sasaran. Jangan begini lagi. Bubarin saja deh suporter-suporter begini. Polisi harus ungkap siapa pembunuh anak kami," kata ibunda Hariri, Masunah didampingi suaminya Mad Isa.
(fay/fay)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini