Dari informasi dihimpun detikcom, roda pesawat terlepas dan terpental belasan meter. Pesawat pun terseret di areal persawahan tersebut sejauh ratusan meter. Secara fisik, kondisi bangkai pesawat terlihat bagus seolah tidak mengalami naas. Namun bagian bawah badan atau perut pesawat itu robek.
"Makanya lumpur masuk ke dalam ruang penumpang," kata salah seorang penumpang, Syifa, kepada detikcom saat berada ruang tunggu penumpang di Bandara Temindung Samarinda, Kamis (11/2/2010).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kejadian itu kita liat beberapa saat sebelum mendarat darurat. Sudah banyak-banyak baca dzikir saja waktu itu," ujar Syifa.
Di lokasi kejadian, kepolisian telah memasang garis batas polisi (police line), untuk memudahkan proses penyelidikan. Barang-barang penumpang pun sudah dievakuasi dari bangkai pesawat.
"Banyak polisi dan juga TNI Angkatan Laut di lokasi pesawat," timpal Rahmi, penumpang Trigana Air lainnya.
Ditemui di tempat yang sama, Station Manager Trigana Air Samarinda, Dwi Adi Septianto, mengatakan pihaknya akan melakukan pengembalian uang tiket kepada seluruh penumpangnya, pascakejadian tersebut.
"Kita segera kembalikan uang tiket penumpang," kata Dwi.
Seperti diketahui, Trigana Air jenis ATR-42 seri 300 bernomor registrasi PK-YPR, mendarat darurat setelah mengalami kerusakan mesin. Pilot Nur Solikhin memutuskan untuk tidak mendarat di Bandara Temindung dan berencana memindahkannya ke Bandara Sepinggan Balikpapan, setelah sebelumnya menghubungi tower pemantau bandara dan akhirnya mendarat darurat.
(lrn/fiq)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini