Tokoh Agama: Masyarakat Lebih Arif Ketimbang Elit Politik
Selasa, 13 Apr 2004 16:05 WIB
Jakarta - Sejumlah tokoh agama dan aktivis ormas menilai masyarakat lebih arif ketimbang elit politik dalam menyikapi hasil Pemilu.Mereka menolak tuntutan aliansi politisi parpol yang menolak hasil Pemilu dan minta Pemilu diulang. Mereka juga mengkritisi para elit politik yang bersikap kekanak-kanakan dan tidak dewasa dibandingkan masyarakatnya sendiri.Hal itu mengemuka dalam dialog bertajuk "Silaturahmi Eksponen Bangsa" yang diselenggarakan Komite Agama untuk Perdamaian di Kantor PP Muhammadiyah jalan Menteng Raya Jakarta Pusat, Selasa (13/4/2004).Acara yang berlangsung sekitar dua jam mulai pukul 13.00 WIB itu dihadiri oleh Wakil Ketua PP Muhammadiyah Dien Syamsuddin, Sekjen Forum Umat Islam Rhoma Irama, mantan Ketua KNPI Adhyaksa Gaut, mantan Menteri Urusan PerananWanita Tuty Alawiyah, aktivis buruh Dita Indah Sari, seniman Deddy Gumelar alias Miing Bagito, dan Nurul Arifin yang juga caleg Golkar.Dalam dialog, salah seorang pengurus Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Andreas Iwanggo mengatakan, sebenarnya Pemilu yang dilaksanakan sekarang cukup baik, masyarakat sangat luar biasa antusias dan serius menghadapi Pemilu yang berjalan dengan aman."Namun tiba-tiba kita dikagetkan sejumlah elit politik dari beberapa parpol yang justru mengeluarkan pernyataan yang mengecewakan kita semua. Apa dengan membatalkan Pemilu itu jalan yang terbaik?" tukasnya."Justru kita menilai itu tidak arif. Kita mohon kearifan elit politik agar masyarakat tidak panik. Padahal masyarakat sudah sangat baik dan tidak mempersoalkan siapa menang dan kalah. Namun demikian, kinerja KPU tetap harus dikritik," ujar Andreas.Hal senada disampaikan pengurus Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Sigit Pramudi. Menurut dia, Pemilu merupakan pembelajaran politik, dan ini masih sangat panjang."Semua, baik itu rakyat, parpol, KPU, dan pemerintah harus banyak belajar agar dalam Pilpres langsung 5 Juli mendatang dapat terlaksana lebih baik. Yang jelas semuanya harus menaati semua aturan hukum," katanya.Demikian juga yang dikatakan oleh Nyoman Widi dari Parisada Hindu Dharma. Dia menilai, kalau Pemilu diulang akan membawa dampak yang lebih luas dan menimbulkan suasana chaos."Kami mengimbau kepada parpol dan pemerintah, hasil apapun dari Pemilu, yang jelas harus diteruskan. Janganlah ada pengulangan, justru pengulangan itu tidak akan diterima rakyat," imbaunya.Hal itu diamini beberapa tokoh lainnya. Mereka meminta agar pembelajaran politik bagi masyarakat lebih dikedepankan. Sehingga bisa bersikap netral, tidak terbawa arus isu-isu yang diusung berbagai pihak seperti aliansi politisi parpol, dan juga agar kesejahteraan rakyat diperhatikan.
(sss/)











































