Makassar - Mendapat dukungan bagi seorang calon anggota DPD pada pemilu adalah hal yang biasa. Namun bagaimana jadinya, jika hal itu justru terjadi pada calon yang sudah meninggal.Kejadian aneh terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Di propinsi tersebut terdapat 44 calon DPD, namun salah satu di antaranya, yakni H Mirdin Kasim, sudah meninggal dunia. Mirdin meninggal beberapa saat sebelum surat suara diperbanyak.Karena yang bersangkutan meninggal, maka dalam surat suara pun kolom untuk Mirdin dikosongkan. Baik nama maupun fotonya. Tapi anehnya pada hasil penghitungan suara sementara hingga pukul 13.00 WITA, banyak orang mencoblos kolom yang dikosongkan itu. Catatan yang ada mengungkapkan, sedikitnya ada 644 orang yang mencoblos di bekas tanda gambar Mirdin di nomor urut 11."Saya juga heran kenapa banyak yang nyoblos, padahal bapak sudah meninggal sejak 20 februari lalu," ujar Amiruddin salah seorang anak Mirdin Kasim, saat ditemui wartawan di rumahnya, Jl. Tala'Salapang, Makassar.Memang meski dalam surat suara yang asli sudah dihilangkan. namun foto dan nama Mirdin Kasim tetap tertera pada daftar calon DPD yang lembaran kertas yang ditempel di dinding tiap TPS ketika Pemilu 5 April lalu digelar.Amirudin menduga, hal ini terjadi karena memang masih banyak orang-orang yang mendukung bapaknya. Semasa hidup, Mirdin memang pernah menjabat sebagai Bupati Pare-Pare. "Barangkali saking setianya sama bapak, sehingga meskipun fotonya tidak tertera, tapi tetap mencoblos ruang yang dikosongkan itu," ujar Amiruddin.
(djo/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini