"50 Persen perubahan iklim terjadi karena penggunaan energi yang tak efisien. Seperti pengeksploitasian air tanah yang berlebihan, penggunaan bahan bakar berlebihan, dan penggunaan listrik yang berlebihan," kata Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta Peni Susanti.
Hal tersebut disampaikan dia dalam acara Pertemuan Asosiasi Dinas Pengelola ESDM Provinsi se-Indonesia di Auditorim Nyi Ageng Serang, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (30/1/2009).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanya kita bersama-sama harus bahu membahu menghadapi climate change melalui efisiensi energi. Efisiensi energi langkah penting kita untuk mengurangi dampak pemanasan global itu," jelas perempuan berkebaya hijau ini.
Peni menambahkan, pengendalian perubahan iklim bukan menjadi tanggung jawab pemerintah semata. Pihaknya menunggu partisipasi aktif dari para masyarakat, akademisi, dunia usaha, LSM, dan media massa untuk merespons perubahah iklim tersebut.
(irw/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini