Para siswa pun menyambut antusias PTM ini usai 1,5 tahun lamanya hanya bersekolah lewat daring. Mereka pun semangat memakai seragam dan bertemu dengan guru dan kawan di sekolah.
Saat buku sudah dirapikan di dalam tas dan perut sudah diisi sarapan, kini giliran memakai seragam. Eits, tanpa sadar, ternyata seragam yang dipakai kekecilan. Para siswa tak sadar jika badan mereka telah tumbuh. Sementara seragam mereka tak diganti selama 1,5 tahun tak terpakai.
Salah satu siswa itu adalah Talitha Anggraini Putri Nurcahyo (9). Saat mengenakan seragam merah putih miliknya, bagian lengan dan rok nya sudah kependekan.
"Iya kependekan, jadinya kurang nyaman kalau sekolah," tutur Litha warga Kelurahan Tonatan, Kecamatan Ponorogo kepada detikcom, Senin (23/8/2021).
Litha menambahkan selama ini saat melakukan pembelajaran daring, dia lebih sering mengenakan pakaian muslimah. Sebab, pakaian muslimah lebih nyaman dipakai di rumah.
"Ini lengan sama rok kependekan sama sepatu kekecilan," imbuh Litha.
Hal sama juga dialami siswa lain. Seperti yang dituturkan Zainul Roman (33), warga Desa Nglurup, Kecamatan Sampung yang anaknya juga mengalami seragam kekecilan. Anak pertamanya yang kini kelas 4 MI juga terpaksa membeli seragam baru meski seragam lama masih bagus.
"Karena sudah kekecilan semua, empat stel seragam beli baru lagi. Padahal seragam lama masih bagus banget, belum pernah kepakai," tandas Zainul.
Zainul pun berharap ada keringanan dari pihak sekolah. Baik uang SPP maupun uang pembelian seragam. Sebab, seragam jarang sekali dipakai.
"Apalagi di masa pandemi, semua serba susah. Ekonomi susah, cari uang susah, tolonglah ada keringananan. Pemkab Ponorogo tolong ada perhatian ke dunia pendidikan, biaya sekolah diberi keringanan," pungkas Zainul.
(iwd/iwd)