Pembunuhan Sadis Bocah di Banjarnegara, Berawal dari Motif Sederhana

Round-Up

Pembunuhan Sadis Bocah di Banjarnegara, Berawal dari Motif Sederhana

Tim Detikcom - detikNews
Rabu, 12 Jan 2022 21:57 WIB
Ilustrasi: pembunuhan, mayat, bunuh diri, garis polisi, police line
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Banjarnegara -

Gegara ponselnya rusak, Wahyudi (18) yang sedang kecanduan game online tega menghabisi nyawa R, bocah 9 tahun yang tak lain adik sepupunya sendiri. Kasus pembunuhan itu terungkap setelah warga menemukan mayat R di tebing hutan blok lemah putih wilayah Desa Wanareja, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Senin pagi (10/1).

Motif pembunuhan itu sederhana, Wahyudi hanya ingin menguasai ponsel milik korban. Ponsel milik pelaku sedang rusak sehingga kegemarannya bermain game online tidak terlampiaskan yang membuatnya bermata gelap.

Rencana pembunuhan itu pun disusun. Dua pekan sebelumnya, Wahyudi sudah menyiapkan golok di hutan, tempat yang dia pilih untuk mewujudkan niat jahatnya. Dikenal sebagai pencari burung, Wahyudi tentu mahfum akan medan hutan yang hanya berjarak sekitar 3 kilometer dari pemukiman itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah itu, Wahyudi mengajak korban pergi naik sepeda motor dengan alasan mau memancing.

"Awalnya (Wahyudi) mengajak memancing, tetapi di tengah jalan tersangka bilang ke korban tidak usah mancing. Jadi sesampai musala, sepeda motor ditinggal, tersangka dan korban jalan kaki ke hutan," kata Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto, Selasa (12/1).

ADVERTISEMENT

Sesampainya di hutan, Wahyudi berusaha membunuh korban dengan mencekiknya hingga pingsan. Karena korban masih bernapas, Wahyudi pun berkali-kali memukul kepala dan tengkuk korban dengan golok yang telah dia siapkan.

Untuk menghilangkan jejak, Wahyudi menutupi tubuh korban dengan daun. Sedangkan goloknya dia buang sekitar 10 meter dari lokasi kejadian. Kemudian, Wahyudi pulang lalu ke sawah membantu ibunya yang bekerja sebagai petani. Sepulang dari sawah, dia masih bisa tidur.

Namun, sematang apapun rencananya, Wahyudi bukanlah pembunuh yang berpengalaman. Dia rupanya lupa pada sandal dan jajanan korban yang tercecer di hutan. Berkat sandal dan jajanan itulah warga menemukan mayat R yang dikabarkan hilang sejak Minggu (9/1).

Berlanjut ke halaman berikutnya

Selain itu, sebelum dikabarkan hilang, sejumlah warga melihat R pergi bersama pelaku.

Menurut Hendri, perbuatan yang dilakukan Wahyudi termasuk pembunuhan berencana. "Berdasarkan hasil pemeriksaan, ada kekerasan terhadap anak yang mengakibatkan korban meninggal dunia. Bukan (kasus) kekerasan terhadap anak, tetapi pembunuhan berencana," ujar Hendri.

Atas perbuatannya, Wahyudi diancam dengan hukuman maksimal seumur hidup. Pasal yang dikenakan yakni Undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan nomor 23 tahun 2014 dan pasal tentang pembunuhan berencana.

"Undang-undang perlindungan anak dengan ancaman 15 tahun. Juga pasal tentang pembunuhan berencana dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara," kata Hendry.

Saat dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolres Banjarnegara, Wahyudi mengaku kecanduan game online. "Iya saya kecanduan game online sejak 5 bulan lalu. Game online-nya Free Fire," kata Wahyudi, Selasa (12/1).

Menurut Kadus Pecantelan Desa Wanaraja, Anto, warga semula tidak curiga pada Wahyudi meski korban terakhir kali diketahui pergi dengan dia. Sebab, Wahyudi dan korban merupakan saudara sepupu. Ibu korban dan ibu Wahyudi itu kakak-adik.

"Awalnya tidak curiga, namanya aja saudara. Tetapi setelah ditanya-tanya akhirnya warga curiga. Wahyudi juga sempat dibawa untuk ikut mencari korban," kata Anto.

Halaman 2 dari 2
(dil/ahr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads