Tak Biasanya Embun Dieng Membeku Awal Tahun, Ini Penjelasan BMKG

Tak Biasanya Embun Dieng Membeku Awal Tahun, Ini Penjelasan BMKG

Uje Hartono - detikNews
Selasa, 04 Jan 2022 14:10 WIB
embun yang menempel di rumput yang berada di sekitar kompleks Candi Arjuna, Dieng, membeku akibat cuaca dingin, Selasa (04/01/2021)
Embun yang menempel di rumput yang berada di sekitar kompleks Candi Arjuna, Dieng, membeku akibat cuaca dingin, Selasa (4/1/2021) Foto: Uje Hartono
Banjarnegara -

Embun di sekitar kompleks Candi Arjuna di Dieng, Jawa Tengah, membeku pagi tadi. Padahal, fenomena alam ini biasanya terjadi di pertengahan tahun. Lantas apa penjelasan BMKG?

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie mengatakan fenomena embun es merupakan fenomena yang biasa di bidang meteorologi. Namun biasanya terjadi di puncak musim kemarau periode Bulan Juni sampai Agustus.

"Ini fenomena biasanya. Hanya pada umumnya fenomena ini terjadi pada saat puncak kemarau, periode Juni-Juli-Agustus," kata Setyoadjie saat dihubungi detikcom, Selasa (4/1/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setyoadjie menyebut, ada beberapa faktor yang menjadi pemicu munculnya embun es di musim penghujan di awal tahun. Salah satunya karena kecepatan angin di Dieng yang cenderung lemah.

"Adanya pusat tekanan rendah di belahan bumi selatan khatulistiwa dan pola angin yang terbentuk di wilayah Jawa Tengah divergen (menyebar), Sehingga pembentukan awan tidak maksimal dan kecepatan angin cenderung lemah," paparnya.

ADVERTISEMENT

Selain itu, berdasarkan data automatic weather station (AWS) yang terpasang di Kawasan Candi Arjuna curah hujan di dataran tinggi Dieng terbilang rendah dalam 3 hari terakhir.

"Dalam 3 hari belakangan ini memang kondisi cuaca di wilayah pegunungan Dieng di dominasi cerah berawan sehingga pemanasan cukup maksimal. Curah hujan juga rendah di bawah 1 mm, dengan tutupan awan sedikit (oktasnya rendah)," terangnya.

Tak hanya itu, kelembaban udara di dataran tinggi Dieng pada siang, dan malam hari terjadi perbedaan yang signifikan. Bahkan kelembaban udara di malam hari di atas 98 persen.

"Pada siang hari rendah sekitar 75 persen dan malam sampai dini hari bisa sampai di atas 98 persen dengan kecepatan angin cenderung lemah," jelasnya.

Setyoajie menjelaskan, dengan kondisi cuaca tersebut sehingga embun di dataran tinggi Dieng membeku. Fenomena ini biasa terjadi akibat pengaruh menurunnya temperatur terhadap ketinggian.

"Embun akan membeku saat tutupan awan oktasnya rendah dan perbedaan kelembaban udara maksimum dan minimum cukup lebar. Selain itu juga didominasi angin kecepatan lemah cenderung calm," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, fenomena alam embun es kembali terjadi di dataran tinggi Dieng pagi ini. Suhu udara turun hingga 3 derajat Celsius sehingga embun di sekitar kompleks Candi Arjuna membeku.

(ams/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads