Keterbatasan fisik, jelas Joko, dialaminya sejak lahir dan bukan karena satu penyakit di masa kecil. Joko mengaku sempat sekolah sampai lulus SD.
"Saya sempat lulus SD tapi tidak melanjutkan sekolah karena tidak ada yang antar jemput. Saya mau kerja apa lagi dengan kondisi begini, ya buka angkringan," imbuh Joko.
Joko bertekad dengan usahanya itu, dirinya akan terus mencoba hidup mandiri. Tidak terus menjadi beban kedua orang tua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya pokoknya saya ingin mandiri tidak tergantung pada orang tua. Hasilnya ya alhamdulillah bisa nabung dan sedikit mulai bisa bantu orang tua," pungkas Joko yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.
Saat berbincang dengan detikcom, beberapa kali Joko harus melayani pelanggan warungnya. Dengan cekatan, pria yang hobi bulu tangkis itu bekerja.
Meskipun kedua tangan dan kakinya berukuran kecil dan memiliki keterbatasan gerakan, Joko gesit bekerja. Mulai dari mengambil gelas, piring, mengaduk, mengangkat dan menyuguhkan hidangan.
Dian, pelanggan warung angkringan mengatakan Joko diakui warga sebagai sosok yang tangguh. Warungnya juga selalu ramai dikunjungi.
"Dia (Joko) orangnya tangguh, tidak mau menyerah. Warungnya juga ramai setiap hari, kadang siang sudah habis," terang Dian.
(rih/rih)