Selamat Hari Ibu dari Ganjar Pranowo: Ibu, Saya Kangen

Selamat Hari Ibu dari Ganjar Pranowo: Ibu, Saya Kangen

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 22 Des 2021 11:47 WIB
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo di Borobudur, Magelang, Minggu (28/11/2021).
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. (Foto: Eko Susanto/detikcom)
Yogyakarta -

Hari Ibu diperingati pada hari ini, Rabu 22 Desember 2021. Sejumlah tokoh menyampaikan ucapan selamat Hari Ibu dan menyampaikan pesan-pesannya, salah satunya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Melalui akun Twitter miliknya yakni @ganjarpranowo, Ganjar memposting video dirinya menyampaikan ucapan selamat Hari Ibu pagi tadi. Di awal video terdapat foto sang ibu, sedangkan Ganjar memulainya dengan ucapan kangen untuk ibu.

"Ibu, saya kangen. Ternyata, engkaulah sumber terbesar yang membuat hati tenteram. Dulu saya merasa biasa bisa melihat dan bicara denganmu," kata Ganjar dalam videonya yang dilihat detikcom, Rabu (22/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ganjar melanjutkan, kini dia tak lagi berani mengatakan bisa melihat, dan bicara dengan sang ibu adalah hal yang biasa.

"Bu, saya kangen berpamitan padamu. Kangen jawaban salammu ketika saya keluar ataupun masuk rumah. Kangen mencium tanganmu, kangen mendengar wejanganmu," tutur Ganjar.

ADVERTISEMENT

"Bu, kalau bisa, saya pengin sungkem lagi sekali saja, saya pengin mendengar nasihat, dan petuahmu sambil dielus kepalaku lalu kau cium keningku. Ibu adalah rumah dengan pintu yang tak pernah tertutup," ucap dia.

Ganjar mengatakan ibu merupakan tempatnya menaruh lelah sekaligus menata harapannya.

"Sumber kekuatan yang tak ada habisnya. Selamat Hari Ibu. Cintai dan muliakanlah ibumu," tutup Ganjar.

Sejarah Hari Ibu 22 Desember

Untuk diketahui peringatan Hari Ibu di Indonesia ditandai sebagai tonggak sejarah kemerdekaan kaum ibu dan perempuan yang bermula dari kegiatan Kongres Perempuan Indonesia.

Penetapan tanggal 22 Desember memiliki sejarah panjang di baliknya. Mengutip buku Merayakan Ibu Bangsa karya I Gusti Agung Ayu Ratih, Martin Suryajaya, Melani Budianta, dan Siti Maemunah, hal yang dilawan dalam pergerakan perempuan di Indonesia sejak akhir abad ke-19 adalah tatanan patriarki dalam masyarakat tradisional.

"Cara pandang yang menempatkan laki-laki sebagai pusat kehidupan sosial sangat dominan di banyak masyarakat tradisional. Tatanan kehidupan itu disebut patriarki. Sistem inilah yang dilawan pergerakan perempuan Indonesia sejak akhir abad ke-19 hingga kini," tulis I Gusti Agung Ayu Ratih, dkk dalam bukunya.

Hasil Kongres Perempuan Indonesia II di Jakarta pada tahun 1935 menetapkan fungsi utama perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa.

Kongres Perempuan Indonesia pun kembali dilanjutkan yang ketiga pada tahun 1938. Kongres inilah yang menghasilkan penetapan resmi Hari Ibu 22 Desember. Kemudian, pemerintah melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-Hari Nasional yang Bukan Hari Libur menetapkan Hari Ibu tanggal 22 Desember sebagai hari nasional.

(sip/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads