"Tidak sampai membuka, hanya anjlok sedikit. Andai saja saya tidak dipindah tempat duduk, mungkin tidak sampai ada kejadian itu," kata Sudarto saat dihubungi detikcom, Selasa (21/12/2021).
Sudarto juga mengaku tidak tahu jika pesawat yang dia naiki tadi akhirnya batal terbang. Termasuk soal nasib rombongan penumpang pesawat yang berisi para kades dari Kecamatan Kradenan, Tunjungan dan Kunduran akhirnya beralih moda transportasi untuk pulang ke Blora.
Dari beberapa penumpang ada yang memilih naik pesawat lagi dengan tujuan ke bandara Juanda dan naik kereta api. Ada pula yang memilih naik bus.
"Saya sendiri naik bus pulang ke Blora. Yang interogasi saya juga tidak ngomong ke saya kalau para penumpang lainnya tidak bisa terbang," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, penerbangan Citilink jenis pesawat ATR-72 yang dijadwalkan lepas landas Senin, pukul 09.45 WIB dari Bandara Halim semula diumumkan ditunda selama 2 jam akibat kejadian itu. Namun, kemudian penerbangan itu dibatalkan.
Salah seorang penumpang pesawat itu yakni Kades Ngrawoh, Purwondo mengisahkan dia dan penumpang lainnya sempat diminta menunggu selama 2 jam sebelum akhirnya dibatalkan.
Kepala Satuan Kerja (Kasatpel) Bandara Ngloram, Abd Rozak juga telah menjelaskan soal batalnya penerbangan Citilink dari Jakarta kemarin. Rozak menerangkan perlu waktu untuk melakukan pengecekan tekanan udara setelah pintu darurat dibuka.
Simak juga 'Resmikan Bandara Ngloram, Jokowi: Akan Mempercepat Aktivitas Ekonomi':
(sip/mbr)