BMKG Pasang Sensor Gempa di Kawasan Candi Abang Sleman

BMKG Pasang Sensor Gempa di Kawasan Candi Abang Sleman

Jauh Hari Wawan S - detikNews
Sabtu, 18 Des 2021 14:15 WIB
Shelter dan jaringan seismograf yang dibangun BMKG di Sleman, Sabtu (18/12/2021).
Shelter dan jaringan seismograf yang dibangun BMKG di Sleman, Sabtu (18/12/2021). Foto: Jauh Hari Wawan S/detikcom
Sleman -

BMKG memasang sensor gempa atau seismograf di Kawasan Candi Abang, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Alat ini untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi informasi peringatan dini gempa besar dan tsunami kepada masyarakat.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan sejak tahun 2016, BMKG telah menyadari kondisi Indonesia yang semakin rawan bencana. Tetapi sejauh ini belum semua wilayah Indonesia memiliki peralatan dini yang canggih.

"Pembangunan shelter dan jaringan seismograf ini diperlukan untuk merapatkan jaringan guna meningkatkan performa kecepatan dan keakuratan informasi dan peringatan dini tsunami di BMKG," kata Dwikorita, Sabtu (18/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemasangan sekaligus peresmian sensor seismograf ini sekaligus menandai dimulainya instalasi 17 seismograf di seluruh wilayah Indonesia.

"Ke depannya kami akan mencoba terus berusaha dan berupaya untuk menambah sensor yang akan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sehingga dengan semakin rapatnya jaringan sensor tersebut dapat meningkatkan akurasi dan ketepatan juga akurasi perhitungan magnitudo gempa bumi," ujar Dwikorita.

ADVERTISEMENT

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno menambahkan, sejauh ini pihaknya telah memasang shelter dan jaringan seismograf di 511 titik se-Indonesia. Namun, jumlah ini belum cukup.

"Berdasarkan hasil dengan para ahli, sekurang-kurangnya kita punya (butuh) 600 jaringan seismograf di seluruh Indonesia," kata Bambang.

Sementara itu Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menyampaikan dari hasil kajian risiko bencana gempa bumi menunjukkan terdapat tiga kelas risiko bencana di Kabupaten Sleman, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.

"Untuk kelas risiko sedang hingga tinggi mendominasi wilayah Kabupaten Sleman bagian tengah dan timur, hal ini di antaranya dipengaruhi oleh tingginya ancaman bencana gempa bumi di Sleman bagian tengah dan timur," kata Kustini di kesempatan yang sama.

"Sementara kelas risiko rendah hingga sedang mendominasi Kabupaten Sleman bagian dan utara. Untuk di Kapanewon Berbah sendiri hasil kajian risiko bencana gempa bumi menunjukkan berada di kelas risiko sedang," lanjutnya.

Simak juga 'Puluhan Rumah Rusak Akibat Gempa Jember, BMKG Soroti Kualitas Bangunan':

[Gambas:Video 20detik]



(rih/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads