Tanah Gerak di Banjarnegara, 8 Rumah dan 1 Musala Rusak

Tanah Gerak di Banjarnegara, 8 Rumah dan 1 Musala Rusak

Uje Hartono - detikNews
Kamis, 16 Des 2021 17:07 WIB
Kondisi rumah yang rusak akibat tanah gerak di Banjarnegara, Kamis (16/12/2021).
Kondisi rumah yang rusak akibat tanah gerak di Banjarnegara, Kamis (16/12/2021). (Foto: Uje Hartono/detikcom)
Banjarnegara -

Tanah gerak terjadi di Desa Majalengka, Kecamatan Bawang, Banjarnegara, Jawa Tengah. Sejumlah rumah warga dan musala rusak.

Berdasarkan pantauan detikcom hari ini, ada delapan rumah warga dan satu musala yang rusak akibat tanah gerak. Sebagian besar bagian lantai rumah ambles, dinding dan atap retak-retak hingga bangunan rumah miring.

Sekretaris Desa Majalengka, Arif Heru Setyoko, mengatakan tingginya curah hujan mengakibatkan pergeseran tanah di Dusun Majalangu dan Dusun Wiradrana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang sudah terdampak, ada delapan rumah warga. Lima rumah di Dusun Majalangu dan tiga rumah di Dusun Wiradrana," ujar Arif saat ditemui wartawan di Balai Desa Majalengka, Kamis (16/12/2021).

Selain itu, tanah gerak ini juga mengancam sekitar 20 rumah warga yang berada di sekitar lokasi tersebut. Untuk sementara ini, jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, pihak desa mengimbau warga untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.

ADVERTISEMENT

"Kami sudah menyarankan kepada warga, jika hujan untuk mengungsi dulu ke tempat yang lebih aman. Karena jika hujan lebat, tanah terus bergeser. Termasuk 20 rumah yang terancam untuk ikut waspada. Meskipun belum sampai terdampak," jelasnya.

Salah satu pemilik rumah, Sangaji, mengatakan tanah gerak yang terjadi di sekitar tempat tinggalnya membuat rumah rusak. Bahkan, rumah yang ia tempati dinding di sisi depan sempat ambruk.

"Rumah saya pernah bagian tembok yang depan ini ambruk karena retaknya cukup lebar. Rata-rata memang karena bagian lantai ambles dan bergeser sehingga membuat tembok retak," ungkap Sangaji.

Ia menyebut, lebar keretakan dinding rumah terus bertambah jika terjadi hujan lebat. Kondisi ini membuat warga takut jika rumah yang ditempati roboh.

"Kalau hujan lebat pasti ada penambahan lebar dinding yang retak-retak ini. Sebenarnya kalau takut ya takut, tapi mau bagaimana lagi," ujarnya.

Kondisi serupa juga terjadi di musala yang rusak bagian lantai, dinding dan atap. Meskipun demikian, musala tersebut hingga saat ini masih digunakan warga untuk ibadah.

"Sampai sekarang masih digunakan untuk ibadah. Termasuk juga kadang-kadang untuk kumpul warga," kata dia.

(rih/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads