Kasus pembakaran kantor PSS Sleman yakni Omah PSS di Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Minggu (28/11) lalu berakhir damai. Manajemen PSS Sleman pun kini telah mencabut laporan tersebut.
"Iya (damai). Laporan mereka sudah cabut. Jadi dari PT PSS itu kemarin itu ternyata sudah bermediasi dengan pelaku. Kemarin mereka datang ke kami, didampingi dari pemerintah daerah juga," kata Kapolres Sleman AKBP Wachyu Tri Budi saat dihubungi wartawan, Kamis (2/12/2021).
Mantan Kapolres Bantul itu menegaskan langkah untuk mengambil jalan damai ini murni keputusan dari manajemen. Polisi, kata Wachyu, tidak melakukan intervensi apapun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini dari keinginan manajemen. Alasannya katanya itu anak-anak mereka sendiri, suporter mereka sendiri dan dengan memohon dengan sangat sekali memohon kepada kami," ucapnya.
Kendati sudah diputuskan damai, dia menegaskan kepolisian sewaktu-waktu masih bisa membuka kembali kasus ini.
"Kami sifatnya tidak masalah, (tapi) mereka tetap dalam pengawasan kami. Proses penyidikan kan masih (berjalan). Kalau mereka dirasa nanti tidak baik lagi kami bisa buka lagi perkaranya," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, ada dua orang oknum suporter PSS Sleman yang menyerahkan diri ke polisi. Keduanya berinisial GD (36) warga Bantul dan TL (26) warga Sleman. Kepada polisi, kedua pelaku mengaku nekat membakar kantor PSS Sleman untuk meluapkan kekecewaannya. Keduanya menilai manajemen dan permainan PSS Sleman tak kunjung bagus di Liga 1.
Fakta yang terungkap yakni keduanya sempat mengikuti acara yang diadakan salah satu kelompok suporter PSS Sleman dan minum-minuman keras. Kemudian karena tak puas dengan permainan PSS Sleman mereka akhirnya membakar Omah PSS pada Minggu (28/11) lalu.
(sip/ams)