Klaster Sekolah Bermunculan, Pemda DIY Pertimbangkan Kembali Daring

Klaster Sekolah Bermunculan, Pemda DIY Pertimbangkan Kembali Daring

Heri Susanto - detikNews
Jumat, 26 Nov 2021 14:51 WIB
Poster
Ilustrasi (Foto: Edi Wahyono)
Yogyakarta -

Klaster atau kasus virus Corona di sekolah-sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meningkat. Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji menilai hal ini juga menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi orang tua siswa.

Aji mengatakan, pihaknya telah meminta Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY serta Dinas Pendidikan di kabupaten/kota melakukan evaluasi untuk mengetahui penularan kasus COVID-19 ini terjadi di mana. Di antaranya dengan menelusuri aktivitas siswa dari berangkat sampai pulang kembali ke rumah.

"Perlu ditanyakan ke orang tua sampai rumah jam berapa? Sekolah sudah siap, rumah sudah siap. Ini jadi PR orang tua, kalau siswa ternyata setelah pulang sekolah tidak langsung ke rumah," kata Aji saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Kantor Gubernur DIY, Jumat (26/11/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Aji, nantinya bisa diketahui kelengahan menjalankan protokol kesehatan (prokes) maupun kesalahan prosedur ini saat berada di sekolah atau luar sekolah. Mengingat klaster sekolah ini tersebar dari jenjang SD-SMA.

"Hampir semuanya klaster sekolah. Saya bincang-bincang dengan Pak Didik (Didik Wardaya, Kepala Disdikpora DIY), hampir semuanya, SD, SMP, dan SMA, semuanya di semua daerah (kabupaten dan kota)," jelasnya.

ADVERTISEMENT

"Saya minta (Disdikpora DIY) koordinasi dengan Dinas Pendidikan di kabupaten dan kota. Untuk dilakukan evaluasi penyebabnya dari mana? Kesalahan prosedur? Lengah? Atau kalau memang semuanya sudah dilakukan tapi terjadi penambahan (kasus positif COVID-19)," lanjutnya.

Aji pun menyebut tidak menutup kemungkinan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas ini bakal dikembalikan menjadi metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau sekolah daring.

"Kalau begini terus, dilakukan evaluasi, sangat mungkin (PJJ)," kata Aji.

Apalagi, siswa-siswa yang positif Corona ini tanpa gejala. Hal tersebut yang kian mengkhawatirkan jika siswa ini pulang ke rumah dan menularkan ke orang tua atau keluarganya.

"Mayoritas tanpa gejala. Jadi, kalau tidak melakukan tracing dengan baik ya luput (lepas tidak terkonfirmasi positif). Mereka tidak mungkin periksa," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, hasil tes acak PCR di Kabupaten Sleman ditemukan kasus positif Corona di sejumlah SMA/SMK. Hal itu diketahui usai tes acak yang dilakukan oleh Disdikpora DIY bersama Dinkes Sleman.

"Dari hasil random sampling PCR di SMA/SMK tanggal 24 November 2021," kata Kepala Dinkes Sleman, Cahya Purnama. kepada wartawan, Kamis (25/11).

"SMKN 1 Tempel positif 14 orang, SMAN 1 Cangkringan 2 orang, SMAN 1 Seyegan 2 orang, dan SMAN 1 Pakem 2 orang," urainya.

Selanjutnya, temuan kasus Corona di sekolah kabupaten lain.

Kemudian, sebanyak tujuh murid SLB N 1 Kabupaten Gunungkidul, DIY, terkonfirmasi positif virus Corona atau COVID-19 usai menjalani tes swab massal. Pembelajaran tatap muka (PTM) di SLB itu dihentikan sementara.

"Jadi dari swab massal itu hasilnya ada tujuh murid yang positif (virus Corona). Tapi semuanya tidak mengalami gejala ya," kata Kepala SLBN 1 Gunungkidul Widi Pranyata saat dihubungi wartawan, Kamis (25/11).

Widi menjelaskan bahwa tes swab massal itu dimulai Senin (15/11) hingga keesokan harinya. Selama dua hari tersebut, Widi menyebut ada 129 anak yang mengikuti tes swab dengan hasil tujuh orang di antaranya positif virus Corona.

Sebelumnya, program surveilans kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) dengan metode swab PCR acak dilakukan terhadap pelajar dan tenaga pendidik di Kulon Progo, DIY.

Dalam tahap pertama yang berlangsung pada 9-17 November, telah menyasar 2.234 sampel dari 55 sekolah tingkat SD-SMA sederajat.

Dari jumlah itu sebanyak 90 siswa dan 4 tenaga pendidik terkonfirmasi positif COVID-19. Kemudian sebanyak 19 sekolah terdiri dari 15 SD, 1 SMP dan 3 SMA dihentikan sementara terkait kegiatan PTM-nya.

"Setelah kemarin kita sudah melaksanakan surveilans tahap pertama, akan dilanjutkan tahap kedua yang rencananya dilangsungkan antara Desember (2021) atau sekitar awal Januari (2022)," ujar Juru Bicara Satgas COVID-19 Kulon Progo, Baning Rahayujati kepada wartawan, Senin (22/11).

Di Kabupaten Bantul, Pemkab Bantul telah selesai melakukan swab PCR acak terhadap ribuan pelajar dan guru di wilayahnya. Hasilnya, ada 46 murid dan guru yang terpapar virus Corona (COVID-19) dengan status tidak bergejala (OTG).

Wakil Bupati Bantul Joko B Purnomo menjelaskan, terhitung dari tanggal 16-22 November ada 59 sekolah yang disasar untuk tes swab PCR acak. Dari 59 sekolah itu terdiri dari 17 SD, 17 SMP dan 25 SMA.

"Hasilnya ditemukan 46 (warga sekolah) yang terpapar (COVID-19) dengan status tanpa gejala. Jumlah itu berdasarkan hasil yang sudah diterima sampai dengan tanggal 22 November," ucap Joko saat dihubungi wartawan, Selasa (23/11).

Halaman 2 dari 2
(rih/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads