Sosok Habib Ali Al Habsy, Ulama Besar yang Haulnya Selalu Diperingati di Solo

Sosok Habib Ali Al Habsy, Ulama Besar yang Haulnya Selalu Diperingati di Solo

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Jumat, 26 Nov 2021 07:00 WIB
this kind of photos used as greeting cards for ramadan month and eid, also as a background for some holy book words
(Foto: iStock)
Solo -

Haul atau peringatan wafatnya Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi selalu menjadi magnet bagi banyak umat Islam untuk datang ke Solo. Lalu siapakah sosok Habib Ali?

Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi adalah seorang ulama ternama dari Hadramaut (Yaman) yang terkenal dengan karyanya, Maulid Simtuddurar. Sosoknya tak hanya dikenal di Indonesia, namun di berbagai negara.

Habib Ali lahir dari pasangan Habib Muhammad bin Husein Al Habsyi dengan Hababah Alawiyah binti Husein Al Jufri pada 24 Syawal 1259H/1843M. Ayahnya adalah seorang mufti di kota suci Mekah, Arab Saudi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Habib Ali belajar dari banyak guru, salah satunya guru besar Habib Abu Bakar bin Abdullah Al-Attas. Dikisahkan bahwa Habib Ali melihat cahaya dari tubuh Habib Abu Bakar.

"Beliau menuntut ilmu dari kota ke kota. Pernah di Mekah, lalu kembali ke Seiwun, Hadramaut dan menetap di sana," kata salah satu keturunan Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi, Habib Ali bin Hasan Al Habsyi saat dihubungi detikcom, Jumat (26/11/2021).

ADVERTISEMENT

Di Seiwun, Habib Ali mendirikan masjid yang diberi nama Riyadh. Dia juga mendirikan semacam pondok pesantren untuk berdakwah.

"Beliau mengarang kitab Maulid Simtuddurar yang berisi perjalanan hidup Rasulullah, Isra' Mi'raj, dan sifat-sifat baik Rasulullah," ungkap Ali.

Kitab tersebut awalnya hanya terkenal di Yaman. Namun lama kelamaan tersebar ke berbagai belahan dunia, Afrika, Arab Saudi, Oman, Singapura, hingga Indonesia.

Habib Ali meninggal di Seiwun pada 20 Rabiul Akhir 1333H/1913M.

Lalu bagaimana Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi bisa begitu dikenal di Indonesia, khususunya di Solo?

Pendirian Masjid Riyadh di Solo

Habib Ali memiliki empat anak laki-laki dan satu anak perempuan. Tiga putra di antaranya pernah datang ke Indonesia, yakni Habib Muhammad, Habib Ahmad dan Habib Alwi.

"Yang pertama datang itu Habib Muhammad, kemudian Habib Ahmad dan Habib Alwi. Kalau tidak salah, pertama itu di Garut," kata Ali.

Habib Muhammad dan Habib Alwi menikahi perempuan asal Garut. Namun Habib Muhammad kemudian kembali ke Seiwun, sementara Habib Alwi pindah ke Solo untuk berdakwah.

"Di Solo, beliau mendirikan masjid, diberi nama Riyadh. Beliau juga membuat zawiyah, yaitu tempat pojok yang digunakan untuk majelis kecil," kata dia.

Kegiatan majelis kecil di Masjid Riyadh itu masih berlangsung hingga sekarang, yakni dilakukan setiap waktu zuhur. Bedanya, dahulu pengajian dibawakan dengan bahasa Arab karena pesertanya juga orang Arab.

Sepeninggal Habib Alwi, kepengurusan masjid diserahkan ke putranya, Habib Anis. Setelah Habib Anis, kini kepengurusan masjid diserahkan kepada putranya, Habib Hasan.

Baik Habib Alwi, Habib Ahmad maupun Habib Anis, jenazah mereka dimakamkan di sisi selatan Masjid Riyadh. Hampir setiap hari peziarah datang untuk mendoakan mereka.

Haul Habib Ali

Wafatnya Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi selalu diperingati setiap tahun. Dahulu, peringatan hanya diikuti masyarakat setempat, namun dewasa ini ada ratusan ribu jemaah dari berbagai daerah dan negara yang turut hadir mengikuti haul.

Biasanya, acara digelar selama tiga hari. Hari pertama dimulai pada sekitar waktu asar dengan pembacaan nasihat-nasihat dari Habib Ali.

Acara inti digelar pada hari kedua sejak sekitar pukul 09.00 WIB. Di acara puncak ini, jemaah biasanya tumpah ruah di jalanan hingga Jalan Kapten Mulyadi, Pasar Kliwon, Solo, ditutup.

"Di acara puncak dibacakan manakib atau perjalanan hidup Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi. Selain itu akan ada tausiyah juga," katanya.

Pada hari ketiga, dilakukan pembacaan Maulid Simtuddurar. Acara dimulai selepas salat subuh hingga selesai.

Menariknya, panitia selalu menyiapkan ratusan kambing untuk diolah menjadi nasi kebuli. Makanan ini akan dibagikan kepada jemaah yang datang.

Namun karena masa pandemi, haul sempat tidak diadakan pada tahun 2020. Tahun ini, haul diadakan terbatas untuk keluarga dan disiarkan secara langsung melalui YouTube.

Meskipun diadakan virtual, ternyata ribuan peserta haul dari berbagai daerah tetap berdatangan ke Solo. Seperti terpantau detikcom, peserta haul tetap berdatangan dan memenuhi jalan-jalan di sekitar lokasi Masjid Riyadh.

Halaman 2 dari 2
(bai/mbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads