Kantor Arsip dan Perpustakaan (Arpus) Pemerintah Kabupaten Klaten konon merupakan tempat peristirahatan atau 'vila' raja-raja Solo. Ternyata ada kolam dan terowongan kuno di area kantor tersebut. Seperti apa penampakannya?
Pantauan detikcom, kolam tersebut berada di ruangan belakang samping gudang arsip. Untuk sampai ke kolam ada anak tetangga menurun sekitar 3 meter.
Sementara itu, terowongan kuno di bagian kantor ini bagian ujungnya terlihat dari lubang di belakang kantor Arpus. Sementara sisi lainnya langsung terhubung dengan sungai di seberang kantor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ukuran terowongan kuno itu setinggi sekitar 2 meter dengan lebar 1,5 meter. Di dalamnya terlihat sedimen tebal dan ada tembok semacam penyekat dengan ruangan lain.
"Konon kolam itu tempat mandi atau wudu. Dulu lokasi sendang itu kumuh dan semak belukar. Tahun 2014 dibersihkan di zaman kepala dinas Pak Winoto," jelas Kepala Dinas Arpus Pemkab Klaten, Syahruna kepada detikcom, Sabtu (30/10/2021).
Syahruna menyebut tidak diketahui sumber air dari kolam tersebut. Uniknya meski sudah dikuras, air di kolam itu tidak pernah habis.
"Dikuras tidak surut, sumbernya kita tidak tahu dari mana. Kalau ada yang mau kungkum (berendam) silakan, ya pernah ada tapi tidak saya sebutkan namanya," sebut Syahruna.
Syahruna mengatakan selain kolam, di bagian bawah bangunan gedung perkantoran itu juga ditemukan terowongan kuno. Terowongan tersebut bisa terlihat dari lubang di belakang kompleks Arpus.
"Terowongan bisa dilihat di belakang gedung lewat lubang, ujungnya di sungai depan kantor. Terowongan itu dalamnya luas bisa untuk berdiri," sambung Syahruna.
Dia menerangkan terowongan itu tidak dihancurkan saat pembangunan kantor Arpus. Namun, terowongan itu justru semakin diperkuat dengan semen di bagian sisi kanan dan kirinya.
"Tidak kita hilangkan tapi kita perkuat, saat memperkuat itu alat berat sampai terjungkal. Di terowongan itu ada ularnya, saya dan beberapa orang disini pernah lihat," terang Syahruna.
Terpisah, Sekretariat Kantor Arpus, Damijan menjelaskan saat ditemukan pertama, kolam itu kumuh dan penuh semak. Saat penyusunan DED bangunan akhirnya dipertahankan.
"Saat penyusunan DED gedung saya usulkan dipertahankan karena kolam dan terowongan bukan bikinan orang sekarang. Daripada nanti dihilangkan dipertanyakan masyarakat, akhirnya dipertahankan," jelas Damijan saat berbincang dengan detikcom.
Selengkapnya soal penampakan ular penunggu terowongan kuno di kantor Arpus...