Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X meminta Pemkab Sleman mulai membatasi penggunaan tanah untuk permukiman. Bukan berarti membatasi untuk tinggal di Sleman, Sultan HB X meminta permukiman mulai dibangun secara vertikal.
"Sleman itu membatasi, dalam arti bukan orang tidak boleh tinggal di Sleman. Tapi sudah harus membangun tidak boleh melebar tapi naik," ujar Sultan HB X kepada wartawan di kompleks Kepatihan, Kantor Gubernur DIY, Kemantren Danurejan, Yogyakarta, Selasa (12/10/2021).
"Dibikin per-grouping. Sehingga tanah (untuk permukiman) tidak luas. Kan gitu," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Sultan ini merespons pernyataan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati yang menyebut suhu udara di Jawa Tengah dan DIY semakin panas. Temperatur rata-rata di dua wilayah itu mengalami tren kenaikan selama 30 tahun terakhir.
Kenaikan tersebut tidak terjadi secara merata, tapi tengah wilayah daratan mengalami kenaikan lebih tinggi daripada pesisir. Kondisi ini terjadi selain karena peningkatan emisi gas rumah kaca, juga karena tingginya laju perubahan penggunaan lahan.
Mengacu pada Perjanjian Paris, kata Dwikorita, seluruh negara diharuskan membuat kebijakan dan aksi iklim untuk mencegah suhu bumi tidak melewati ambang batas 2 derajat celsius dan berupaya maksimal untuk tidak melewati ambang batas 1,5 derajat celsius dibandingkan masa pra-industri.
"Secara mikro di kawasan Gunung Merapi, kenaikan suhu udara di sekitar wilayah Merapi ada tren kenaikan selama 30 tahun sebesar 0,7 derajat celsius. Selain di kawasan gunung Merapi, tren suhu di perkotaan dipantau dari stasiun menunjukkan tren kenaikan temperatur khusus Kota Yogyakarta tahun 2007. Ternyata memang ada korelasi khusus antara penutup lahan dengan kenaikan suhu," ungkap Dwikorita dalam keterangan tertulisnya.
Sultan menambahkan, Pemkab Sleman disebut bisa membuat aturan berapa persen tanah yang boleh dibangun. Sehingga masih ada halaman tersisa.
"Izin (bangunan) bertingkat lah, sehingga tanah (untuk permukiman) tidak perlu luas," kata Sultan.
Simak video 'BMKG Ungkap Pemicu Suhu Terasa Lebih Panas di Jateng dan DIY':