Eceng Gondok Bikin Pening Warga-Nelayan Rawa Jombor Klaten

Eceng Gondok Bikin Pening Warga-Nelayan Rawa Jombor Klaten

Achmad Syauqi - detikNews
Selasa, 12 Okt 2021 15:41 WIB
Enceng gondok tumbuh subur di Rawa Jombor, Klaten, Selasa (12/10/2021).
Eceng gondok tumbuh subur di Rawa Jombor, Klaten, Selasa (12/10/2021). Foto: Achmad Syauqi/detikcom
Klaten -

Eceng gondok tumbuh subur di kawasan Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Tumbuhan air tersebut membuat pusing warga dan nelayan yang beraktivitas di rawa.

"Kalau banyak begini ya mengganggu. Mau ke tengah tidak bisa karena terhalang," ungkap Panggung, warga Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, kepada detikcom, Selasa (12/10/2021).

Panggung menyebut, dalam setahun terakhir eceng gondok sudah jarang ditemukan karena dibersihkan oleh warga dan nelayan di Rawa Jombor. Namun eceng gondok mulai menutup permukaan rawa setelah karamba dan warung apung dibongkar untuk revitalisasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah karamba dibersihkan dan warung apung keluar semua. Di sisi barat larinya ke sini semua kena angin," jelasnya.

Selain membuat repot nelayan, kata Panggung, eceng gondok itu berdampak pada ikan. Menurutnya, ikan jadi tidak tumbuh maksimal di rawa.

ADVERTISEMENT

"Tidak baik untuk ikan karena ikan jadi tidak maksimal dan hitam-hitam. Mau menyingkirkan juga berat, bisanya diberi patok pembatas agar tidak berkembang terus," ujarnya.

Kemunculan eceng gondok itu disebutnya sudah sekitar tiga bulan dan semakin banyak saat proyek rawa dimulai. Saat ini meskipun ada angin kencang eceng gondok tidak bergerak.

"Sekarang ada angin kencang pun tidak bergerak pindah sebab saking rapatnya eceng. Kalau sudah banyak begini repot," imbuhnya.

Enceng gondok tumbuh subur di Rawa Jombor, Klaten, Selasa (12/10/2021).Eceng gondok tumbuh subur di Rawa Jombor, Klaten, Selasa (12/10/2021). Foto: Achmad Syauqi/detikcom

Sementara itu pemilik kapal wisata di Rawa Jombor, Supri, mengatakan eceng gondok juga merepotkan kapal wisata. Sebab kapal tidak bisa jauh beroperasi karena terhalang.

"Repot sekali karena kapal tidak bisa beroperasi di sisi timur. Mau membersihkan sulit dan berkembang sangat cepat," jelas Supri.

Supri mengungkapkan, eceng gondok mulai muncul di Rawa Jombor setelah ada karamba dan warung apung. Seingatnya sekitar tahun 1990-an.

"Mulai ada itu tahun 1990-an setelah ada warung dan karamba. Berkembang cepat sekali, padahal dulu rawa itu bening," imbuhnya.

Kades Krakitan, Nurdin, mengatakan keberadaan eceng gondok di Rawa Jombor itu memang mengganggu. Sebelumnya, eceng gondok pernah dibersihkan tapi muncul lagi.

"Ya mengganggu. Dulu ada tenaga lepas dari dinas atau dari mana, sekarang tidak ada lagi, mau mengatasi hanya bisa dengan gotong royong dan sekarang ada proyek," kata Nurdin.

Terpisah, Kabid Sumber Daya Air Dinas PUPR Pemkab Klaten Harjoko mengatakan bahwa dulu ada komunitas yang membersihkan eceng gondok di Rawa Jombor. Tapi setelah itu ada proyek revitalisasi.

"Dulu ada komunitas yang aktif, lha sekarang ada kegiatan revitalisasi Rawa Jombor mestinya itu bagian dari kegiatan tersebut, dan Klaten tupoksinya di luar rawa," kata Harjoko kepada detikcom.

(rih/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads