Simak Lur! Ini Pantangan Ziarah ke Makam Ki Ageng Barat Ketigo di Klaten

Achmad Syauqi - detikNews
Sabtu, 09 Okt 2021 17:41 WIB
Salah satu bagian dari kompleks makam Ki Ageng Barat Ketigo di Klaten (Foto: Achmad Syauqi/detikcom)
Klaten -

Ki Ageng Barat Ketigo berdasarkan cerita tutur turun-temurun warga Desa Lemahireng, Kecamatan Pedan, Klaten merupakan sosok ulama berpengaruh. Tak heran makamnya selalu dikunjungi peziarah, tapi lur ternyata ada pantangan yang tak boleh dilanggar lho. Apa itu?

"Kalau peziarah wanita ya hanya sampai sini (depan pintu masuk kompleks makam). Pokoknya dilarang, tapi selama ini sudah pada paham," kata warga setempat, Bambang pada detikcom di lokasi, Sabtu (9/10/2021).

Bambang menjelaskan, pantangan itu berlaku bagi semua orang yang mau berziarah. Jika yang peziarah yang datang berpasangan, maka yang wanita hanya sampai emperan pintu gerbang kompleks makam.

"Kalau yang datang pasangan, ya hanya yang pria yang masuk, yang wanita menunggu di emperan kompleks. Tidak tahu kok ada pantangan begitu," jelas Bambang.

Setiap bulan Suro, makam Ki Ageng Barat Ketigo selalu ramai didatangi peziarah. Makam itu pun selalu ramai didatangi para calon kades atau politikus di masa pemilihan.

"Kalau setiap Suro atau nyadran di sini ramai karena ada doa bersama. Tapi peziarah paling ramai saat ada pilihan, pemilu atau Pilkades," ucap Bambang.

Cerita tentang burung perkutut di area makam

Makam tersebut pernah diperbaiki pada 1818 lalu. Menurut Bambang tak pernah ada cerita mistis, tapi ada kisah tentang burung perkutut yang hanya bisa ditemui peziarah yang beruntung.

"Burung perkutut cuma satu ekor, tidak ada yang berani menangkap. Tapi tidak semua orang ziarah ketemu," terang Bambang.

Hal senada juga disampaikan warga lainnya, Legi Prayoga. Legi menyebut sejak dulu makam itu sudah ramai didatangi peziarah.

"Dulu cerita mbah-mbah saya kalau ziarah kudanya diparkir di seberang sungai. Sekarang juga ramai peziarah terutama malam Jumat, wiridan atau berdoa," terang Legi kepada detikcom.

Legi menyebut para peziarah datang dari berbagai daerah. Bila sedang ramai, jalan menuju lokasi makam bahkan penuh kendaraan, tapi sejak pandemi Corona ini jumlah peziarah berkurang.

"Saat COVID berkurang. Paling sering peziarah dari daerah utara sekitar Semarang," terang Legi.

Juru kunci makam, Dadi Lestari mengatakan peziarah biasanya datang malam Jumat. Mayoritas peziarah datang dari Yogyakarta dan Solo.

"Biasanya malem Jumat, paling sering dari Yogyakarta dan Solo. Ada juga dari luar Yogyakarta dan Solo," jelas Dadi pada detikcom.




(ams/ams)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork