Kontroversi Wisata ke Borobudur Disebut Haram

Terpopuler Sepekan

Kontroversi Wisata ke Borobudur Disebut Haram

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Minggu, 19 Sep 2021 10:36 WIB
Wisatawan berada di zona 2 kawasan Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (24/6/2021). Menindaklanjuti surat edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 9 Tahun 2021 tentang kebijakan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan dan penanganan COVID-19, Balai Konservasi Borobudur (BKB) menutup sementara kawasan zona 1 Candi Borobudur mulai tanggal 23 Juni sampai 2 Juni mendatang.  ANTARA FOTO/Anis Efizudin/rwa.
Candi Borobudur (Foto: ANTARA FOTO/ANIS EFIZUDIN)
Semarang -

Ustaz Sofyan Chalid membuat heboh dengan menyebut wisata ke Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah haram. Berbagai tokoh dari Muhammadiyah, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hingga Menparekraf Sandiaga Uno angkat bicara soal ini.

Pernyataan Ustaz Sofyan itu viral lewat potongan video berdurasi sekitar satu menit. Dalam video yang diunggah pada 2018 lalu itu, Sofyan membacakan pertanyaan soal hukum berwisata ke Candi Borobudur.

"Hukumnya haram, karena itu termasuk persetujuan terhadap peribadahan mereka makanya kita tidak boleh duduk-duduk bersama orang yang menghina agama. Allah mengatakan kalau kamu duduk bersama mereka kamu seperti mereka," jawab Sofyan seperti dikutip detikcom dalam video tersebut, Senin (13/9/2021).

Pernyataan Sofyan itu pun ditanggapi Menparekraf Sandiaga Uno. Sandiaga menyebut Candi Borobudur merupakan destinasi prioritas yang harus dijaga dengan baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentunya tugas dan fungsi kami di Kemenparekraf adalah sesuai dengan nomor 10 tahun 2009 dan undang-undang nomor 24 tahun 2019 tentang pariwisata dan ekonomi kreatif dan pendapat-pendapat di masyarakat tentunya kita sebagai negara demokrasi ya mengacu kepada arahan atau panutan sesuai dengan bimbingan masing-masing dan di sini tentunya Kementerian Agama dan MUI yang memiliki otoritas," kata Sandiaga, Senin (13/9)

"Kami sendiri melihat kekuatan Indonesia ini adalah Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila yang betul-betul merepresentasikan keragaman kita ," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Sandiaga menyebut Candi Borobudur adalah destinasi prioritas yang berupa 'a living monument'. Menurutnya keragaman pendapat dikembalikan pada keyakinan masing-masing. Namun Sandi meyakini Islam memiliki toleransi yang tinggi terhadap agama lain.

"Saya memegang keyakinan bahwa kita menganut Islam yang rahmatan lil alamin, Islam yang sangat toleransi terhadap umat beragama lain. Kami ingin menjadi berkah bagi menjadi rahmat bagi semesta alam dan Borobudur itu adalah bagian dari alam dan kita harus menjaga tentunya sesuai dengan status Borobudur sebagai destinasi super prioritas dan sekarang juga Borobudur sebagai Unesco heritage yang harus kita jaga, jadi itu pendapat saya," ujarnya.

Tak hanya Sandiaga, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga angkat bicara soal riuh wisata ke Candi Borobudur haram ini. Ganjar menyebut siapa saja bisa datang ke Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.

Ganjar juga menyinggung kunjungan Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong XVI Al-Sultan Abdullah Al-Mustafa Billah Shah Ibni Almarhum Sultan Haji Ahmad Shah Al-Musta'in Billah yang pernah wisata ke Candi Borobudur tahun 2019 lalu dan mengagumi peninggalan bersejarah itu.

"Boleh siapapun, agama apapun datang," kata Ganjar kepada detikcom saat ditemui di kantornya, Semarang, Selasa (14/9).

"Yang di-Pertuan Agong, Raja Malaysia, yang negaranya begitu (muslim) aja datang kok," tegasnya.

Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin juga menegaskan berwisata di Candi Borobudur tidak masalah. Menurut putra ulama karismatik almarhum Maimoen Zubair itu, saat berwisata di Candi Borobudur bisa diniatkan tadabur dengan apa yang diciptakan Tuhan sehingga bisa mendapatkan pahala.

"Saya jelaskan bahwa di sini untuk berwisata sendiri di dalam mazhab agama saya itu dibolehkan. Tetapi memang ada mazhab yang tidak membolehkan seperti itupun masih ada catatan kalau itu mengandung atau unsur kemusyrikan dari agama kami. Tetapi kalau kita berwisata, tadabur melihat keindahan alam itu, malah dianjurkan karena mengingat kepada Tuhan," kata Gus Yasin di Candi Borobudur, Magelang, Jateng, Jumat (17/9).

Selengkapnya di halaman berikut...

Simak juga 'News Of The Week: Aksi Keji Teroris KKB, Janji Jokowi ke Suroto':

[Gambas:Video 20detik]



Hal senada juga disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah, KH Ahmad Darodji menyebut hukum berkunjung ke Candi Borobudur tergantung niatnya. Jika niatnya untuk ibadah maka haram bagi muslim, tapi ketika datang untuk belajar sejarah dan mengagumi rahmat Allah berupa ilmu maka hal itu sah-sah saja.

"Kita ke Borobudur mau wisata apa mau ibadah? Kan dilihat niatnya," kata Darodji saat dihubungi detikcom,Selasa (14/9).

"Kalau kita (muslim) ikut ibadah (agama lain), nah itu salah," tegasnya.

Sementara itu, Ketua Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU Kabupaten Magelang, Jateng, Abbet Nugroho menegaskan tidak setuju dengan pernyataan Ustaz Sofyan soal haram berwisata ke Borobudur. Menurutnya, pernyataan itu tidak mencerminkan Islam yang rahmatan lil alamin.

"Saya sangat tidak setuju atas pernyataan ustaz (Sofyan Chalid) tersebut. Pernyataan ustaz tersebut sangat tidak mencerminkan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin bahwa sesungguhnya Islam diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh alam," kata Abbet dalam pesannya kepada detikcom, Selasa (14/9).

Abbet yang tinggal di sekitar Candi Borobudur mengatakan, di dalam Islam dikenalkan konsep persaudaraan/ukhuwah yaitu ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan sesama umat. Kemudian, ukhuwah wathaniyah atau persaudaraan sesama bangsa serta ukhuwah basyariyah atau persaudaraan sesama umat manusia.

Majelis Tarjih Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah juga menyesalkan pendapat Ustaz Sofyan itu Muhammadiyah melihat Sofyan Chalid kurang referensi dalam beragama.

"Sama sekali tidak ada larangan dalam Al-Qur'an. Berwisata itu mubah atau diperbolehkan," kata Ketua Majelis Tarjih PP Muhammadiyah Prof Syamsul Anwar, saat dihubungi detikcom, Selasa (14/9).

Syamsul pun mengimbau masyarakat untuk tidak memahami Al-Qur'an sepotong-potong. Tapi harus komprehensif dari berbagai sudut pandang.

"Soal itu peninggalan agama lain ya kita anggap saja itu sebuah history (sejarah)," katanya.

Halaman 2 dari 2
(alg/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads