Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IA Solo sudah melebihi batas kapasitas hingga di atas 200 persen. Daya tampung yang seharusnya hanya diisi 293 tahanan sekarang menampung 635 tahanan. Kepala Rutan Kelas IA Solo, Urip Dharma Yoga, mengatakan kondisi Rutan Solo saat ini sudah over kapasitas.
"Kapasitasnya hanya 293, sekarang terisi 635 atau sudah over 200 persen," kata Urip usai mendampingi Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengecek Rutan Solo, Rabu (15/9/2021).
Meski begitu, Rutan Solo tetap menerima jika ada tahanan atau titipan dari kepolisian atau kejaksaan. Untuk menyiasati agar daya tampung Rutan Solo tetap terjaga, maka dilakukan pemindahan secara berkala.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mau tidak mau harus menampung lagi, ya kita juga lakukan pemindahan secara berkala," ucapnya.
Di dalam Rutan Solo ada empat blok yang ditempati oleh warga binaan. Di antaranya blok wanita, blok tahanan, blok napi kriminal umum, dan juga blok napi narkoba.
"Yang mendominasi dari napi narkoba, 70 persen," ungkapnya.
Urip juga sudah menyampaikan kepada pimpinannya terkait kondisi Rutan Solo serta rencana pencarian lokasi baru yang lebih memadai dan kapasitasnya lebih besar. Akan tetapi, sampai saat ini belum diketahui lokasi yang akan dipilih sebagai tempat baru Rutan Solo.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan Rutan Kelas IA Solo seharusnya direlokasi ke tempat yang lebih memadai. Menurut Gibran, lahan di Solo sangat terbatas dan tidak memungkinkan untuk membangun rutan yang baru.
"Harus direlokasi ke tempat yang lebih luas, lebih layak. Sudah over capacity sekali ya mungkin dipindah, kira-kira bukan di Solo, Pak Urip (Kepala Rutan Solo) ada saran di Karanganyar dan Sukoharjo," kata Gibran.
Gibran juga mengapresiasi pihak Rutan Solo yang telah mengarahkan warga binaan untuk bekerja di bidang garmen. Dia berharap, ke depannya para warga binaan itu bisa menjadi wirausahawan selepas dari rutan.
"Penghuni rutan sudah dilatih BLK, sudah produksi banyak, kaus kerah, goodybag, hingga mencapai ribuan. Ini luar biasa sekali, mereka punya soft skill, hard skill bisa menjahit, mencukur, menyablon melukis mereka produktif sekali," pungkasnya.
(rih/ams)