Tim peneliti dari Amerika Serikat mengungkap fenomena laut bercahaya di pantai selatan Jawa. Terkait hal itu, nelayan di pesisir pantai selatan Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengaku pernah menyaksikannya.
Tim peneliti dari Sekolah Teknik Walter Scott Jr, Universitas Negeri Colorado, mengungkap fenomena aneh yakni laut yang bercahaya dalam gelap (milky sea) yang terjadi di laut selatan Jawa alias Samudera Hindia.
Fenomena alam langka itu terjadi ketika permukaan laut memancarkan cahaya terang yang stabil yang dapat mencakup area seluas ribuan kilometer persegi. Fenomena itu berhasil ditangkap oleh kamera satelit di laut selatan Jawa, dengan bagian cahaya terbesar ada di selatan Yogyakarta dan Jawa Tengah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rupanya warga di pantai selatan Yogyakarta juga mengaku memiliki pengalaman langsung mengenai fenomena laut bercahaya. Koordinator SAR Satlinmas Wilayah I Kabupaten Gunungkidul, Sunu Handoko Bayu Sagara, mengungkap fenomena laut bercahaya pernah terjadi di Pantai Wediombo pada tahun 2014.
"Kalau itu (laut bercahaya) pernah sih dahulu, sudah beberapa tahun yang lalu sekitar tahun 2014 fenomena itu terjadi di (Pantai) Wediombo," katanya saat dihubungi, Senin (13/9/2021).
"Dan saat itu banyak orang yang melihat (laut bercahaya), banyak orang itu, jadi tidak hanya satu dua orang saja yang melihat," imbuh Sunu.
Fenomena yang terjadi saat itu berwujud lingkaran dan bercahaya di laut. Bahkan, kejadian itu sempat berlangsung beberapa malam.
"Seperti lingkaran bercahaya malam hari, sempat terjadi beberapa malam. Dari mulai matahari terbenam sampai biasanya jam 9 malam sudah hilang. Itu dulu, kalau sekarang belum ada informasi," ujarnya.
Seorang nelayan di Kapanewon Tepus, Gunungkidul, Rujimanto juga mengaku pernah melihat fenomena laut bercahaya pada tahun 2005. Saat itu, dia hendak melaut bersama rekan-rekannya dari Pantai Ngandong, Tepus, Gunungkidul.
"Saya pernah melihat sinar di malam hari tapi hanya terlihat lebih terang aja. Dulu warnanya biru dan kuning, tapi tampak tidak lama hanya beberapa detik saja," paparnya saat dihubungi wartawan hari ini.
"Kejadian itu seingat saya kira-kira tahun 2005, sekitar jam 9 malam saat itu di laut, saya berangkat (melaut) dari Pantai Ngandong," lanjut Rujimanto.
Menyoal dokumentasi laut bercahaya tersebut, pria yang juga Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) Kabupaten Gunungkidul ini mengaku tidak sempat mendokumentasikannya. Mengingat saat itu sebagian besar nelayan belum memiliki smartphone.
"Ya tidak merekam, wong waktu itu belum pada punya HP," ucapnya.
Simak juga 'Karya-karya Memikat di Pameran Nandur Srawung #8 Yogyakarta':