Aneka Reaksi Gegara Selebaran 'Dipaksa Sehat di Negara Sakit' Klaten

Terpopuler Sepekan

Aneka Reaksi Gegara Selebaran 'Dipaksa Sehat di Negara Sakit' Klaten

Achmad Syauqi - detikNews
Minggu, 22 Agu 2021 16:02 WIB
Selebaran Dilarang Sehat di Negara Sakit, Klaten, Rabu (18/8/2021).
Selebaran 'Dilarang Sehat di Negara Sakit', Klaten, Rabu (18/8/2021). Foto: Achmad Syauqi/detikcom
Klaten -

Selebaran dengan berbagai tulisan satire tentang PPKM marak di Klaten, Jawa Tengah. Selebaran berisi kritik dan sindiran kebijakan pemerintah soal PPKM itu ditempel di titik-titik strategis di Klaten dan jadi sorotan.

"Saya tidak tahu yang masang. Kemarin saya pulang jam 14.00 WIB belum ada tapi pagi ini sudah ada," ungkap tukang parkir di simpang empat GOR Gelarsena Klaten, Parno kepada detikcom, Selasa (17/8/2021).

Parno menduga selebaran-selebaran itu ditempel pada malam hari saat tidak ada orang lalu lalang. Selebaran satire itu dicetak di atas kertas sekuran folio, dengan aneka kalimat yang berbeda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada yang bertuliskan, '17 Agustus tahun ini temanya bertahan hidup, dipaksa sehat di negara sakit, PPKM sampai mampus'. Ada juga bertuliskan, 'COVID Belum selesai 2024 sudah mulai, fixxx ! COVID-19 syarat kampanye yang akan mengakhiri penderitaan rakyat'.

Selain itu ada pula yang kalimatnya panjang. Tulisannya berbunyi, 'Perpanjangan PPKM si kaya makin kaya si miskin makin miskin, dipaksa ngeprone gerak dikit diancam pidana'.

ADVERTISEMENT

Kemunculan selebaran satire soal kebijakan PPKM itu pun membuat gerah Pemkab Klaten. Tim gabungan bersama Satpol PP akhirnya mulai bergerak menyita 16 selebaran satire itu dari dua lokasi.

"Kita amankan dari dua lokasi sebanyak 16 lembar. Lima lembar dari Taman Lampion dan lainnya di sekitar GOR," ungkap Kasi Trantib Satpol PP Kecamatan Klaten Utara, Endang Sri Suyanti pada detikcom Rabu (18/8).

Usai mendapat laporan tentang selebaran satire itu, pihaknya berkoordinasi dengan kecamatan, dan polsek setempat lalu menuju ke GOR Gelarsena dan Taman Lampion. dari kedua lokasi itu, tim gabungan mencopoti dan mengamankan belasan selebaran satire itu.

"Kita simpan di kecamatan. Kita khawatir masyarakat yang tidak paham terpengaruh, padahal ini masih PPKM dan protokol kesehatan masih harus ditaati," imbuh Endang.

Selebaran satire yang salah satunya bertuliskan, 'dipaksa sehat di negara sakit' itu juga ditindaklanjuti polisi. Kapolres Klaten AKBP Eko Prasetyo memerintahkan jajarannya untuk melakukan penyelidikan.

Di satu sisi, pihaknya pun memaklumi kebijakan PPKM ini juga berdampak bagi masyarakat. Menurutnya, hal ini sebagai upaya untuk menekan kasus Corona di Klaten agar menurun.

"Ada beberapa sektor terdampak namun hal itu tentunya bertujuan untuk menjaga keselamatan seluruh masyarakat. Kami TNI-Polri menyadari dan memohon maaf kepada masyarakat serta sektor-sektor yang terganggu akibat PPKM namun kesehatan dan keselamatan rakyat adalah hukum yang tertinggi," terang Eko.

Berikutnya Polda Jateng sebut selebaran satire PPKM bentuk ekspresi jenuh..

Tak hanya Polres Klaten, Polda Jateng juga bereaksi atas temuan selebaran satire tersebut. Polda Jateng menyebut kehadiran selebaran ini sebagai bentuk ekspresi kejenuhan masyarakat.

"Kesimpulan kita itu akumulasi (kejenuhan), iya semacam itulah. Kita belum lihat ke sana (provokasi), ini merupakan kritisi," kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Iqbal Alqudusy saat ditemui detikcom di Solo, Kamis (19/8).

Selebaran 'Dilarang Sehat di Negara Sakit', Klaten, Rabu (18/8/2021).Selebaran 'Dilarang Sehat di Negara Sakit', Klaten, Rabu (18/8/2021). Foto: Achmad Syauqi/detikcom

Meski begitu, Iqbal menyebut pihaknya tetap menyelidiki selebaran 'Dipaksa Sehat di Negara Sakit' tersebut.

"Sementara masih lidik (penyelidikan), kita lihat dulu, kita belum terima laporan ini. Sementara kita melihat karena ada yang terganggu di beberapa sektor karena PPKM," ungkap Iqbal.

Kehadiran selebaran di Klaten ini hampir bersamaan dengan mural berupa kritik tentang PPKM di beberapa daerah. Meski begitu, Iqbal mengaku belum bisa menyimpulkan keterkaitan antara selebaran dengan mural itu.

"Belum mengarah ke sana, kembali lagi kita sampaikan PPKM itu kan banyak masyarakat mulai terganggu di beberapa sektor," tutur mantan Kasat Lantas Polres Solo ini.

Halaman 2 dari 2
(ams/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads