Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, mengungkapkan sampai saat ini sudah ada 7.000 anak di Jawa Tengah yang menjadi yatim piatu dampak pandemi Corona atau COVID-19. Tiga desain program disiapkan untuk membantu anak-anak yang kehilangan orang tuanya meninggal dunia akibat terpapar virus Corona itu.
"Kemarin kita sudah mulai mendata, sampai dengan kemarin sore, kalau pidato saya sekitar 5.000-an, kemarin sudah 7.000-an. Jadi ini datanya diupdate terus dan kita coba siapkan program-program di Kabupaten/Kota juga pendataannya, harapan saya sudah bisa ketemu, siapa, perlu apa, dimana," kata Ganjar Pranowo, usai upacara HUT RI bersama nakes dan warga isolasi di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Selasa (17/8/2021).
Menurut Ganjar, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah desain program untuk membantu anak-anak yang kini menjadi yatim piatu tersebut. Pertama, kebutuhan hidup sehari-hari terutama yang dari keluarga tidak mampu. Kedua, membantu semua kebutuhan untuk sekolah mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagaimana polanya, kemarin sudah ada tiga desain," ujar Ganjar Pranowo.
Pertama, jelas dia, ada usulan dari beberapa Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Provinsi Jateng, untuk menjadi orang tua asuh bagi anak yatim piatu tersebut.
"Kedua, dari Baznas Jawa Tengah kemarin juga ada beberapa yatim piatu yang dibawa ke Pondok Pesantren. Terus kemudian dibantu hidupnya dari Baznas," jelasnya.
Ketiga, Pemprov Jateng mengalokasikan anggaran melalui APBD Pemprov. Setelah dilakukan pendataan, kemudian diasesmen kebutuhannya, sehingga bisa tahu bantuan apa yang harus diberikan.
"Kemarin dari dari Kepolisian juga melaunching, ibu-ibu Bhayangkari judulnya Aku Sedulurmu. Menyentuh betul dan kemarin direplikasi untuk seluruh Indonesia. Maka kalau kemudian kita mau menolong menjadi orang tua pada mereka, InsyaAllah ini luar biasa," imbuh Ganjar.
Lebih lanjut, Ganjar menyatakan, selain pendataan anak-anak yang menjadi yatim piatu, pihaknya juga meminta seluruh Dinas mendata sektor-sektor yang ambruk akibat pandemi COVID-19 ini. Juga sektor apa saja dan ada berapa yang justru tumbuh pesat.
"Tidak hanya itu, di Jawa Tengah, saya minta seluruh Dinas mendata sektornya masing-masing. Berapa pariwisata, UMKM, industri, perdagangan, pertanian, kelautan, perikanan, semua yang rontok ada berapa. Terus kemudian kondisinya ini ada berapa. Dan ada berapa industri yang tumbuh luar biasa. Karena banyak industri-industri pada sub sektor tertentu itu yang tumbuhnya bagus sekali," kata Ganjar lagi.
"Inilah yang coba kita cek, sehingga nanti kita bisa memberikan treatment setidaknya dalam RAPBD yang kita siapkan 2022, nantinya kita bisa membuat program yang sesuai," pungkas Ganjar Pranowo.
(mbr/mbr)