Gerakan sosial warga bantu warga saat pandemi Corona ini terus tumbuh di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Seperti di Padukuhan Sengkan, Kalurahan Condongcatur, Depok, Kabupaten Sleman, Warga bahu-membahu menjualkan barang dagangan warga setempat yang tengah menjalani isolasi mandiri (isoman) akibat terpapar virus Corona.
Sekretaris RT 06 Sengkan, Andreas Pamungkas, mengatakan gerakan menjualkan dagangan tetangga ini muncul setelah salah ada satu warga setempat terpapar Corona. Kemudian merebak hingga sekeluarga terpapar Corona.
"Jadi yang kami jualkan barang dagangannya ini awalnya itu yang sakit anak pertamanya. Jadi ibu ini kan tulang punggung keluarga dia punya tiga anak gitu," kata Andreas saat dihubungi wartawan, Selasa (10/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ibu tersebut, kata Andreas, merupakan pedagang di salah satu pasar tradisional. Namun, harus libur karena menjalani isolasi mandiri.
Kondisi ini mengundang keprihatinan warga lain. Apalagi si ibu harus menghidupi ketiga anaknya yang masih sekolah.
"Yang kita selamatkan dulu adalah karena dia sakit, tulang punggung keluarga dan praktis dia akan memikirkan bagaimana keberlangsungan hidup anak-anaknya. Apalagi mereka sekolah," katanya.
"Usut punya usut, saat positif itu dia baru kulakan bawang merah, bawang putih, bombai, dan kemudian beras. Untuk memberikan support dan motivasi, karena orang positif kan butuh motivasi gitu, ya udah kita jualin lah bawang putih, bawang merah, bombai ini. Kita hitung dulu ada berapa totalnya kemudian kita share di grup antar RT," sambungnya.
Andreas dan warga yang lain kemudian menjualkan dagangan si ibu dengan cara menyebarkan di grup WhatsApp warga. Awalnya baru menjual bawang. Namun, lambat laun dagangan seperti beras dan beberapa sembako lainnya juga dibantu untuk dijual dengan harga murah.
"Kita sebarkan begitu saja, kemudian mereka yang mau order tinggal menyebutkan nama, RT mana, berapa jumlah yang dipesan. Itu kemudian kami beri judul 'Donasi COVID-19, Bawang Dijual Murah'," urainya.
Kegiatan warga bantu warga di daerahnya tak sampai di situ saja. Sebelumnya, juga ada penggalangan donasi untuk kepentingan alat pelindung diri (APD) dan untuk membantu warga yang kurang mampu.
"Kita melakukan penggalangan donasi yang itu keperluannya untuk beli APD, untuk membantu warga seperti ini gitu. Nah ketika ada warga yang (harus dibantu) ya donasi COVID-19 itu bisa digunakan untuk sekadar melakukan swab, ada yang kemarin untuk swab aja nggak ada dana," ungkapnya.
Andreas menggarisbawahi, penanganan pandemi memang butuh kemauan lebih. Bukan hanya soal membantu menjualkan dagangan warga yang terpapar namun juga mengawasi kondisi kesehatan warga yang isoman.
"Kalau penanganannya sebenarnya di tempat kami itu cukup membuat kami boleh dikatakan butuh effort karena tidak hanya berhenti di soal jualan itu ya. Karena kita juga memetakan potensi apa yang kita miliki di kampung," ucapnya.
"Ya misalnya saya yang nggak (ada) background kesehatan karena banyaknya pasien ya akhirnya kami secara berkala juga melakukan pengecekan rutin kepada warga isoman. Baik sekadar saturasi, kemudian distribusi oksigen, ketika mereka membutuhkan," pungkasnya.
(rih/sip)