Keraton Yogyakarta meniadakan tradisi Mubeng Beteng 1 Suro malam nanti terkait berlakunya PPKM di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tak hanya itu, Hajad Dalem Jamasan Pusaka Alip 1955, juga akan digelar tertutup untuk umum.
"Kami informasikan bahwa agenda Hajad Kawula Dalem Mubeng Beteng memperingati Tahun Baru 1 Sura Alip 1955/1 Muharram 1443 H ditiadakan. Demikian juga dengan pelaksanaan Hajad Dalem Jamasan Pusaka Alip 1955 tertutup untuk umum," kata Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura GKR Condrokirono melalui keterangan tertulis, Senin (9/8/2021).
Putri Sultan HB X yang akrab disapa Gusti Condro itu menjelaskan kebijakan meniadakan kedua tradisi tersebut merupakan bentuk dari peran serta Keraton Yogyakarta dalam mendukung pemberlakuan tanggap darurat bencana DIY.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekaligus sebagai bentuk dari upaya menaati imbauan pemerintah untuk tidak menyelenggarakan kegiatan yang bisa menimbulkan kerumunan," katanya.
Dengan tidak adanya tradisi tersebut, lanjut Gusti Condro, pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak melakukan ritual Mubeng Beteng. Sebab, secara resmi Keraton Yogyakarta tidak menggelar kegiatan tersebut.
"Kami harapkan masyarakat tetap mematuhi imbauan dari pemerintah untuk melaksanakan protokol kesehatan," katanya.
Gusti Condro mengatakan, kebijakan meniadakan kegiatan ini, sebenarnya sudah berlangsung sejak terjadinya peningkatan kasus positif COVID-19 gelombang kedua ini. Keraton sudah tidak menggelar tradisi tahunan seperti Gerebeg Besar.
"Sejak 26 Juni, sebagai langkah antisipasi penyebaran COVID-19, Keraton Yogyakarta ditutup untuk wisatawan. Di antaranya Museum of Kereta Keraton, Pagelaran Complex, Keben/Kedhaton Complex (Royal Museum), Tamansari, dan Puralaya Imogiri serta Kotagede," katanya.
Baca juga: Polres Demak Panggil Nikita Mirzani Hari Ini |