Kasus kematian akibat virus Corona atau COVID-19 di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah saat ini sudah tembus lebih dari 1.100 kasus. Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali mengungkap penyebab tingginya kasus kematian COVID di wilayahnya.
"Angka kematian (akibat COVID-19 di Boyolali) ini ternyata trennya juga belum turun, masih cenderung naik," kata Kadinkes Boyolali, Ratri S Survivalina, kepada para wartawan di kantornya Senin (2/8/2021).
Lina sapaannya, menyebut kasus kematian Corona di Boyolali per hari ini mencapai 1.113 orang. Hari ini tercatat ada tambahan kasus kematian sebanyak 34 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Angka kematian sekarang di angka 4,9 persen, masih cukup tinggi," imbuh dia.
Lina mengakui kasus kematian pasien Corona di Boyolali grafiknya cenderung naik. Salah satu penyebabnya yakni karena banyaknya kasus COVID yang menyerang lansia.
"Jumlah kematian yang masih cukup tinggi ini terutama didominasi oleh lansia, oleh usia-usia lebih dari 40 tahun dan kasus tertinggi di atas 60 tahun yang banyak meninggal. Memang ini menunjukkan perlindungan kepada lansia harus tetap dilakukan melalui vaksinasi, supaya mereka tetap bisa bertahan kalau terinfeksi COVID-19," ungkap Lina.
Selain itu, tingginya kasus kematian juga disebabkan karena lonjakan kasus COVID-19 yang tinggi dan dalam waktu yang singkat. Hal ini menyebabkan pelayanan kesehatan tidak mampu lagi memberikan pelayanan yang optimal.
"Ya memang butuh peran serta masyarakat, supaya penambahan kasus itu jangan terlalu tinggi. Harus dalam posisi yang landai supaya kemampuan tenaga kesehatan untuk menangani kasus-kasus itu juga masih sesuai dengan kemampuan," kata dia.
Grafik Sembuh Meningkat, Kasus Baru Corona Menurun
Di sisi lain, menurut Lina grafik kasus sembuh Corona di Boyolali juga cenderung meningkat. Kasus sembuh COVID sekarang ini di angka 88,1 persen.
Lina menambahkan kasus baru dan kasus aktif Corona di Boyolali juga trennya melandai. Kasus aktif terlihat sudah menurun sejak beberapa pekan lalu.
"Jadi di Boyolali puncak kasus ada di minggu ke-26, kemudian kalau dilihat grafiknya angka kesembuan cenderung naik," terang Lina.
Untuk diketahui, puncak kasus tertinggi di minggu ke-26 tahun 2021, terdapat penambahan kasus positif COVID sejumlah 2.910. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan pada minggu ke-27 yang mencatat kasus sebanyak 2.885. Kemudian jumlah kasusnya makin menurun pada minggu ke-28 dengan tambahan 2.222 kasus, minggu ke-29 tambahan kasus baru turun lagi menjadi 1.424 dan minggu ke-30 kemarin, tambahan kasus baru hanya 818 kasus.
(ams/sip)