Praktik dugaan pungutan liar (pungli) terjadi dalam proses pemakaman jenazah pasien virus Corona atau COVID-19 di Solo, Jawa Tengah. Seluruh proses pemakaman yang seharusnya gratis, dimanfaatkan oknum masyarakat dengan menarik biaya liang lahad hingga jutaan Rupiah.
Seorang relawan pemulasaraan jenazah di Solo, BA, mengaku sudah beberapa kali menemukan sendiri kasus dugaan pungli. Dia juga mendengar hal serupa dari relawan lainnya.
"Banyak keluarga pasien yang diminta bayar Rp 5 juta sampai Rp 9 juta untuk biaya makam. Padahal saya tahu betul aturan di TPU Bonoloyo, Daksinoloyo, dan yang lainnya, semua biaya ditanggung pemerintah," kata BA saat dihubungi wartawan, Jumat (30/7/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mencontohkan kejadian beberapa waktu lalu ketika hendak mengantar jenazah pasien Corona ke permakaman. Keluarga bercerita dimintai uang Rp 6 juta, namun ditawar menjadi Rp 5 juta.
"Sudah terlanjur dikasih DP Rp 2 juta. Saya bilang nggak usah diminta dulu (yang terlanjur diberikan), tapi besok temui pengelolanya (permakaman) untuk mengurus itu," kata dia.
Sampai di makam, dia juga menemui petugas lain yang juga sedang memakamkan jenazah COVID-19 lainnya. Petugas itu juga bercerita tentang keluarga pasien meninggal itu terkendala biaya pemakaman sebesar Rp 5 juta.
"Pas di makam itu mereka juga cerita dimintai uang Rp 5 juta. Sudah dibayar Rp 4 juta, sisanya dibayar besok. Katanya untuk dibangun dengan standar tertentu," ujarnya.
Baca juga: Saat Malioboro Berkabung Satu Jam |
Saat dimintai konfirmasi, Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan Solo, Taufan Basuki, mengatakan bahwa hal tersebut tidak mungkin dilakukan petugas. Dia menduga pungli dilakukan oleh warga atau jasa penggali kubur.
"Sudah saya konfirmasi, kalau dinas tidak mungkin minta uang," kata Taufan kepada wartawan, hari ini.