Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala BNPB Letjen Ganip Warsito mengecek PPKM Darurat di pos penyekatan Tugu Makutho, Solo, Jawa Tengah (Jateng). Kapolri menyampaikan bahwa penyekatan kendaraan selama PPKM Darurat di Solo perlu adanya sistem pemeriksaan tersendiri.
Menurut Sigit, tujuannya adalah untuk menghindari adanya penumpukan kendaraan saat pemeriksaan.
"Untuk yang kritikal dan esensial masih boleh masuk tapi dibatasi. Oleh karena itu tentunya menjadi penting untuk memiliki sistem pemeriksaan," ujar Listyo Sigit kepada wartawan di lokasi, Jumat (9/7/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan adanya sistem ini, lanjut pria yang pernah menjabat Kapolresta Solo tersebut, maka saat pemeriksaan tidak akan terjadi kerumunan atau antrean kendaraan.
"Sehingga tidak terjadi kerumunan yang panjang di jalan. Oleh karena itu tadi kita berikan beberapa evaluasi sehingga masyarakat yang melintas, khususnya yang harian bekerja di Solo agar ada tanda khusus," ungkapnya.
Tanda khusus tersebut nantinya ditempelkan pada kendaraan. Dengan begitu, saat pekerja melintas di pos penyekatan maka pemeriksaan akan lebih cepat dan menghindari terjadinya kerumunan.
"Setelah ada pemeriksaan awal kemudian ada tanda khusus, sehingga pemeriksaan di jalan akan jauh lebih lancar," katanya.
Sigit juga berpesan agar pengecekan dilakukan dengan benar. Sehingga, yang diperbolehkan melintas hanya mereka yang memenuhi kategori saja seperti kritikal dan esensial.
"Oleh karena itu saya minta kepada Pak Kapolres dibantu dengan Pak Dandim dan rekan dari Satpol untuk melaksanakan patroli pengecekan langsung dan lakukan penegakan aturan operasi yustisi kemungkinan adanya pelanggaran," tutur Sigit.
"Ini semua kita lakukan karena kita ingin laju pertumbuhan COVID-19 betul-betul bisa dihambat dengan menjaga mobilitas, sekali lagi keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi," sambungnya.
Sigit berharap, dengan pelaksanaan PPKM Darurat yang benar maka laju pertumbuhan COVID-19 bisa kurangi.
"Kita tahu begitu tingginya angka harian situasi BOR di RS dan ini harus kita garap bersama-sama, sehingga program ini bisa berjalan dengan baik. Mari laksanakan PPKM Darurat ini, selamatkan keluarga, masyarakat dan saudara-saudara kita," pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengungkapkan, tujuan PPKM Darurat untuk mengurangi mobilitas masyarakat.
"Kita tekan sampai 50 persen bahkan 30 persen yang kita harapkan. Karena apabila tercapai 50 persen atau 30 persen maka tidak terjadi kontak erat antar masyarakat bahkan terjadi transmisi lokal dan dari wilayah lain yang memang belum ada kasus yang berat," kata Hadi.
Tonton video 'Asupan Gizi yang Perlu Diperhatikan Saat Terpapar Virus Corona':