Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, KRAT Hartoyo Budoyonagoro, meninggal dunia dengan kondisi terkonfirmasi positif virus Corona atau COVID-19, hari ini. Dosen yang sudah mengajar sejak tahun 1970 itu statusnya diperbantukan untuk mengajar di Prodi Batik, setelah pensiun dari dosen rias dan busana Fakultas Seni Pertunjukan serta Fakultas Seni Rupa dan Desain.
"Mas Hartoyo positif COVID-19 dan sempat dirawat di RS PKU Karanganyar. Beliau sudah pensiun sebagai pengajar PNS di Prodi Tari, tapi masih dibutuhkan keahliannya sebagai dosen tidak tetap (DTT)," ujar Humas ISI Solo, Esha Karwinarno, kepada detikcom, Kamis (1/7/2021).
Selama ini, selain sebagai dosen almarhum juga dikenal sebagai seorang perias keluarga Keraton Kasunanan Solo. Bahkan, Hartoyo juga mempunyai sanggar untuk pelatihan rias di RC Ngringo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sanggarnya di rumahnya di Perum RC Ngringo, Karanganyar, namanya Sanggar Kusuma Rateh. Sanggar itu merupakan tempat pelatihan untuk rias dan busana terutama paes, murid-muridnya banyak dari perias manten tradisional dari berbagai kota," ungkapnya.
"Sebagai perias raja atau Keraton Kasunanan beliau banyak menularkan atau mewariskan berbagai ragam rias yang sudah mulai hilang," sambung Esha.
Esha menambahkan, sosok Hartoyo merupakan pelestari rias dan busana gaya Surakarta. Untuk itulah almarhum mendapatkan gelar dari Keraton Solo.
"Semangatnya untuk mengajar para generasi muda sangat luar biasa," ucapnya.
Diwawancara terpisah, Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Solo, KGPH Dipokusumo, mengaku sangat kehilangan dari sosok Hartoyo. Gusti Dipo, begitu akrab disapa, mengatakan bahwa nama Hartoyo cukup dikenal di keluarga Keraton Solo.
"Setiap ada kegiatan di Keraton pasti mas Hartoyo ini terlibat, beliau merias keluarga keraton dan juga para penari," ungkapnya.
Gusti Dipo mengungkap almarhum juga merupakan menantu dari Maridi yang dikenal sebagai guru tari di Keraton Solo.
"Mertuanya adalah pak Maridi yang merupakan guru nari di Keraton, terakhir menjadi perias keluarga keraton dan penari saat ada kegiatan di tahun 2017, setiap ada kegiatan pasti menjadi perias," tuturnya.
Gusti Dipo pun pernah menjadi salah satu anggota keluarga keraton yang dirias oleh Hartoyo. Menurutnya, almarhum mempunyai SOP yang baku dalam menjaga kelestarian budaya dalam merias.
"Pernah dirias beliau saat ada tingalan jumenengan Paku Buwono XII ke-50. Beliau juga sering menyiapkan segala keperluan raja saat akan ada kegiatan," pungkasnya.
(sip/rih)