Sebanyak 83 pengajar hingga santri pondok pesantren (ponpes) di Desa Kwarasan, Kecamatan Juwiring, Klaten, Jawa Tengah, positif antigen virus Corona atau COVID-19. Satgas COVID-19 Kecamatan me-lockdown sementara ponpes tersebut.
"Yang positif santri dan ustazah sebanyak 83 orang. Itu dari hasil pemeriksaan rapid antigen," kata Camat Juwiring, Herlambang Jaka Santosa, kepada detikcom, Kamis (1/7/2021).
Herlambang menjelaskan kasus Corona di ponpes itu berawal dari beberapa santri yang merasa tidak enak badan. Kemudian mereka menjalani rapid tes.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita rapid hari Minggu (27/6) kemarin langsung kita lockdown sejak kemarin. Sudah kita identifikasi, santri yang tidak positif kita pisahkan," ujar Herlambang yang juga Ketua Satgas Percepatan Pengendalian COVID-19 Kecamatan Juwiring ini.
"Santri kondisinya baik dan tidak ada yang dirawat karena hanya OTG, orang tanpa gejala," lanjutnya.
Terkait kasus ini, Satgas juga telah melakukan sterilisasi dengan penyemprotan disinfektan di lokasi ponpes. Sementara itu untuk pencegahan penularan lebih meluas, Satgas bersama TNI dan Polri melakukan piket di lokasi ponpes.
"Penanganan kita lakukan bersama Satgas, TNI-Polri dan relawan. Kita piketkan sehingga tidak ada yang lalu-lalang berisiko penyebaran," imbuh Herlambang.
Terpisah, Tim Ahli Satgas Percepatan Pengendalian COVID-19 Klaten, Roni Roekmito, mengatakan bahwa pihaknya sudah menerima laporan kasus Corona di ponpes tersebut. Dari laporan satgas kecamatan, awalnya ada 30 orang yang dirapid dan hasilnya 18 positif.
"Kita sudah minta satgas kecamatan menyelesaikan. Penyebabnya mungkin karena tatap muka tapi belum kita pastikan," kata Roni kepada wartawan di Pemkab Klaten.
"Kita sudah minta santri yang tidak positif dipisahkan dan yang positif tidak keluar ke mana-mana. Sejauh ini tidak ada penyebaran," imbuhnya.
Simak video 'Menkes Budi: Vaksin Saja Tidak Cukup Lawan Pandemi':