Bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan pasien Corona (COVID-19) di 8 daerah di Jawa Tengah ini disebut mencapai 90 persen. Daerah mana saja?
"Secara keseluruhan di Jawa Tengah (tingkat keterisaan tempat tidur pasien Corona di rumah sakit rujukan) saat ini sekitar 70-an persen. Ada 8 yang tinggi, dari Sragen, Karanganyar, Brebes, Kabupaten Tegal, Kudus, Demak, Jepara, kemudian Rembang itu yang tinggi keterisiannya, itu sekitar 90 persen," ungkap Kasi Pelayanan Kesehatan Rujukan Dinas Kesehatan Pemprov Jateng, Atin Suhesti, kepada wartawan di sela mengunjungi RSU Islam Boyolali, Jumat (18/6/2021).
Namun, jelasnya, BOR ini akan bergerak terus naik turun. Jika ada yang sembuh maka akan pulang dan otomatis BOR berkurang. Demikian juga jika ada pasien yang masuk lagi, BOR akan bertambah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi yang namanya BOR akan bergerak terus, jadi tidak sama," ujar Atin.
Atin mengatakan sesuai arahan Gubernur Jateng, untuk mengatasi masalah Corona di Jawa Tengah bisa dilakukan oleh masing-masing kabupaten/kota.
"Salah satunya di Kabupaten Boyolali ini, memang dipersiapkan adanya rumah sakit darurat untuk membantu menyelesaikan masalah COVID yang sudah melonjak di masing-masing rumah sakit yang ada sekarang, dengan keterisian BOR-nya sudah lebih dari 60 persen. Standarnya kan 60 persen, kalau sudah melebihi dari itu berarti sudah mulai kita warning untuk persiapan strategi penambahan TT (tempat tidur) di masing-masing rumah sakit," kata Atin.
Tempat yang akan dijadikan Rumah Sakit Darurat COVID-19 di Boyolali yaitu RSU Islam (RSI) Boyolali, yang saat ini belum beroperasi. RSI tersebut saat ini masih dalam proses perizinan untuk izin operasi sebagai rumah sakit umum tipe C.
"Karena RSI ini juga baru dan diharapkan bisa segera membantu untuk penambahan tempat tidur yang ada di Kabupaten Boyolali. Sesegera mungkin (operasional)," ujarnya.
Masih ada beberapa catatan yang diberikan Dinkes Jateng ke RSI sebagai RSD COVID-19. Seperti penyekatan untuk tiap bangsal perawatan pasien Corona guna meminimalisir paparan. Pasalnya, ruang isolasi pasien Corona berbeda dengan ruang perawatan pasien umum.
Sedangkan dari segi sumber daya manusia (SDM) dan tenaga kesehatan (nakes) sudah terpenuhi. SDM juga dibekali dengan pelatihan terutama dalam penanganan di ruang ICU, isolasi dan ibu hamil serta melahirkan yang terpapar COVID-19.