Media sosial diramaikan dengan video joget-joget tanpa jaga jarak yang digelar di Sleman City Hall (SCH), Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Diketahui video itu diambil saat ada acara di SCH.
Dalam video yang diunggah akun Instagram @merapi_uncover itu telah dikomentari 630 lebih netizen. Menurut keterangan unggahan itu, sumber video tersebut diketahui dari salah satu pengguna Twitter dengan nama akun @cuitanjojo.
"Hari minggu kemarin tanggal 13 Juni 2021, saya mendapati sebuah event offline dengan panggung dan kerumunan penonton yang tentu saja membeludak. Dari visual yang saya dapat sliweran di medsos, penontonnya ramai sekali. Asli kayak berasa bukan pandemi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Event-nya diadakan di Sleman City Hall, Yogyakarta pada hari Minggu, 13/6/2021. Event cosplay dan budaya populer Jepang ini tentunya dibuat untuk mengobati rasa kangen datang ke event beneran buat para pegiat event pop kultur jepang.
Kangen datang ke event beneran tentu saja lumrah. Kalau mau bikin event juga saya rasa boleh. Tapi kudu tetap memperhatikan prokes 3M biar bisa jadi contoh kalau event serupa ini bisa diadakan dengan aman. Kalau kayak gini jadinya, ya mana bisa jadi contoh kan?
"Tapi kami pakai masker." Iya, emang. Tapi itu ga cukup. Belum lagi event ini pesertanya juga ada yg datang dari sekitaran Jateng di tengah angka varian infeksi mutasi vuris covid yg baru tengan merebak di Kudus, Jateng. Kalau sampai tertular gmn? Kepikiran?
Sekali lg, ini bkn perkara "saya sehat dan imun kuat" ya. Ini soal mencegah penularan ke sekitar. Apalagi kalau kamu sampai ngasih contoh penyelenggaraan event yg melanggar prokes, malah ngasih contoh yg g baik buat masyarakat & bikin orang ga respek sama dunia popkultur-mu.
F.Y.I, di Jogja lagi begini nih. Kita lagi ga baik2 saja. Masih mau bikin event kayak ga ada covid? Tanggung jawabmu sama masyarakat pergi kemana?
Sumber akun twitter cuitanjojo," tulis akun tersebut seperti dilihat detikcom, Kamis (17/6/2021).
Satpol PP DIY Turun Tangan
Kepala Satpol PP DIY Noviar Rahmad saat dihubungi akan segera memanggil pihak-pihak yang terkait. Termasuk pengelola SCH. "Segera saya panggil pengelolanya," kata Noviar saat dihubungi wartawan, Kamis (17/6/2021).
Dia mengatakan tidak menutup kemungkinan pihaknya akan memberikan peringatan keras seperti kasus kerumunan di McDonald's beberapa waktu lalu. "Betul tidak pandang bulu," tegasnya.
Sleman City Hall Angkat Bicara
Terpisah Direktur Operasional PT Garuda Mitra Sejahtera (GMS) Bunadi menegaskan pihaknya telah mewanti-wanti penyelenggara agar menerapkan protokol kesehatan ketat. Untuk diketahui, PT GMS merupakan perusahaan yang menaungi SCH.
"Gini, kemarin memang itu kan ya ada EO bikin acara itu. Waktu nyampein ke kita dan kita sudah minta tolong itu bahwa mereka prokes," kata Bunadi saat dimintai konfirmasi wartawan hari ini.
"Cuma ya itu yang kami sayangkan kok dari temen-temen EO itu ada yang masukkan ke medsos. Tapi ini dari EO mau hubungi temen-temen yang bersangkutan untuk take down itu, hari ini di-take down kok," lanjutnya.
Ia menegaskan pihak SCH bukan menjadi inisiator acara. SCH, kata Bunadi, hanya memberikan fasilitas tempat. Ia pun menyayangkan aksi yang dilakukan saat event itu.
"Iya hanya fasilitasi tempat. Sebenernya itu jumlah kapasitas di bawah 70, cuma gini (waktu) pengambilan gambar bisa ada (tambahan) sama pengunjung jalan sama tenant gitu," sebutnya.
Dikatakan Bunadi, pihaknya akan melakukan klarifikasi ke pihak penyelenggara. "Hari ini kami akan klarifikasi sama penyelenggara. Penyelenggara nanti minta maaf minta klarifikasi," pungkasnya.
Lihat juga video 'Heboh Kerumunan Usai Jokowi Cek Vaksinasi di Tj Priok, Ini Kata Polisi':