48 Warga di Desa Jepang Kudus Kena Corona, 3 Meninggal

48 Warga di Desa Jepang Kudus Kena Corona, 3 Meninggal

Dian Utoro Aji - detikNews
Jumat, 28 Mei 2021 14:43 WIB
Spanduk imbauan zona oranye di Desa Jepang, Kudus yang puluhan warganya kena Corona, Jumat (28/5/2021).
Spanduk imbauan zona oranye di Desa Jepang, Kudus, yang puluhan warganya kena Corona, Jumat (28/5/2021) (Foto: Dian Utoro Aji/detikcom)
Kudus -

Puluhan warga di Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, Kudus, Jawa Tengah, terpapar virus Corona atau COVID-19. Dari jumlah tersebut ada tiga orang meninggal karena terpapar Corona.

Pantauan di lokasi, Jumat (28/5) siang, terlihat di sejumlah gang masuk diberi spanduk besar berisikan pesan kasus Corona sedang naik. Spanduk berukuran besar itu tertulis, 'Desa Jepang masuk zona Oranye penyebaran virus Corona'. Sejumlah imbauan pun dipasang di spanduk untuk mengimbau masyarakat agar taat protokol kesehatan.

"Yang meninggal 3, rawat di rumah sakit 10, yang sembuh 5, yang isolasi mandiri ada 30 orang. Sehingga setelah Lebaran, karena kasus kita melonjak setelah Lebaran itu berarti 48 orang," kata Kepala Desa Jepang, Indarto, saat ditemui di Balai Desa Jepang, Jumat (28/5/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini yang terakhir kita totalnya semua ada 48 orang," sambung dia.

Ada 9 Orang Sekeluarga Kena Corona

Indarto menyebut di RT 2/RW 11 ada 9 warga yang merupakan satu keluarga yang positif COVID-19. Meski satu keluarga, mereka tinggal di rumah yang berbeda.

ADVERTISEMENT

"Kita sampaikan RT 2/RW 11 itu kompleks rumah. Jadi tiga keluarga besar satu kompleks. Rumahnya satu kompleks berdampingan sehingga totalnya ada 9 orang. Itu satu keluarga (masih bersaudara), itu tiga rumah. Kebetulan beliau punya usaha toko, pabrik setelah itu ada penutupan. Saat ini masih tutup," jelasnya.

Bidan Desa Jepang, Era Prihantini, menambahkan warga yang terpapar Corona paling banyak ada di dua RT, yakni RT 2/RW 9 dan RT 2/RW 11. Saat ini tercatat ada 30 orang sedang menjalani isolasi mandiri dan 10 orang sedang dirawat di rumah sakit.

"Ada dua RT klaster keluarga tapi ini sudah selesai isolasi mandiri tanggal 30 Mei 2021 dan tidak ada gejala. Dua RT, paling banyak RT 2/RW 9 dan RT 2/RW 11," jelas Era saat ditemui di lokasi.

Berawal dari Warga Sakit Dibesuk

Era mengatakan awal terjadinya lonjakan kasus Corona bermula saat satu warga yang sedang sakit dan dirawat di rumah sakit. Sebelum masuk ke rumah sakit, yang bersangkutan sempat kontak dengan warga lainnya.

"Untuk awalnya di RT 2/RW 9 ada satu orang memang komorbid sudah keluar masuk rumah sakit, mungkin ada salah satu keluarga sowan ke rumahnya mungkin kita tidak tahu dari mana. Akhirnya beliau masuk ke rumah sakit dan diantigen positif, PCR (positif) karena komorbid," jelasnya.

"RT 2/RW 9 pun sama, awalnya dia komorbid dia bekerja mungkin kontak erat, beliau dirawat di rumah sakit dirawat, komorbid punya DM akhirnya terpapar, (tes) antigen positif, PCR pun positif," sambung Era.

Dia menerangkan sedikitnya ada 30 orang yang menjalani isolasi mandiri. Mereka sudah menjalani isolasi mendiri sejak 18 Mei 2021 lalu.

"Isolasi mandiri keluarganya hasil tracing memang lumayan banyak, yang diantigen dan PCR banyak. Kita banyaknya dari kontak erat. Terjalin banyak kontak erat hasilnya positif. Semua yang kontak erat itu hasilnya positif," terang Era.

(ams/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads